Harga feronikel dunia yang saat ini USD 7 per pon atau USD 14.500 per ton dinilai masih terlalu rendah. Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Alwinsyah Lubis menilai, harga ideal feronikel adalah USD 9 per pon atau USD 20.000 per ton, mengingat biaya produksinya yang mencapai USD 8 per pon.
Alwin mengaku, sepanjang Semester I-2012, feronikel hasil produksi Antam dijual dengan harga rata-rata USD 8,53 per pon, turun 24% dibandingkan periode yang sama 2011. Bahkan pada Kuartal II-2012, harga feronikel sempat menyentuh USD 8,17 per pon, turun 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Turunnya harga bahan baku stainless steel ini akibat krisis ekonomi global khususnya di Eropa.
“Maka dari itu, kami berharap harga feronikel Semester II-2012 membaik, dan mencapai harga idealnya di USD 9 per pon atau USD 20.000 per ton. Saat ini harga feronikel masih sangat rendah, rata-rata USD 7 per ton atau USD 14.500 per ton,” tutur Alwin di Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2012.
Meski demikian, lanjut Alwin, permintaan pasar global akan feronikel hingga saat ini tidak turun. Antam pun tetap akan memproduksi feronikel sesuai target sebesar 18.000 ton pada 2012. Target penjualan feronikel Antam pada 2012 sebesar 19.500 ton, juga tidak berubah.
Alwin menjelaskan, pendorong utama harga nikel adalah kebutuhan nikel sebagai bahan baku stainless steel, dan kebutuhan bahan baku nickel cathode dunia. “Sejauh mana kebutuhan industri mobil akan feronikel, sangat menentukan harga,” ujarnya. Namun tak jarang para spekulan juga ikut memainkan harga di pasar spot, diantaranya di London Metal Exchange (LME).
Sepanjang Semester I-2012, kata Alwin lagi, Antam telah berhasil mengapalkan feronikel sebanyak 9.991 ton. Atau mencapai 51% dari target penjualan di 2012. Namun karena karena harga yang lebih rendah, dan volume penjualan yang juga turun, penerimaan Antam dari feronikel pada enam bulan pertama 2012 turun 41% menjadi Rp 1,2 triliun.
Direktur Keuangan Antam, Djaja M Tambunan menambahkan, ongkos produksi feronikel saat ini mencapai USD 8 per pon. Tak heran, ujarnya, ketika harga feronikel jatuh dibawah USD 8 per pon, banyak smelter feronikel di China yang berhenti berproduksi.
Toh Alwin mengaku optimis, pada Semester II-2012 harga feronikel bakal terkoreksi naik. Hal ini didasarkan pada berbagai langkah stimulus ekonomi yang dilakukan pemerintah negara-negara yang terimbas krisis. “Paling tidak kebijakan ekonomi yang ditelurkan tidak membuat krisis semakin melebar. Kami pun berharap dampak krisis ini terhadap China tidak terlalu besar,” tuturnya.
Komentar Terbaru