JAKARTA – Sepanjang kuartal I 2020, PT Pertamina (Persero) mengklaim tetap produktif dalam melakukan kegiatan di sektor hulu migas di tengah anjloknya harga minyak dunia dan merosotnya konsumsi energi akibat adanya pandemi Covid-19. Meski harus melakukan optimalisasi biaya dan efisiensi, Pertamina masih mendominasi jumlah kegiatan pengeboran di tanah air. Hingga Maret lalu tercatat telah dilakukan 78 pengeboran eksploitasi. Serta telah dilakukan pekerjaan workover (pekerjaan untuk mempertahankan atau memperbaiki/menambah produksi) di 161 sumur.
Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengungkapkan kinerja operasional para anak dan cucu perusahaannya dinilai masih positif. Salah satunya, Pertamina Hulu Energi Nunukan Company (PHENC) yang berhasil melakukan tajak dua sumur lepas pantai di Struktur Parang. Pengeboran kedua sumur di Blok Nunukan tersebut diperkirakan memiliki potensi cadangan yang cukup besar dan menjadi semangat tersendiri di tengah pandemi.
Pertamina Hulu Mahakam (PHM) juga telah melakukan pengeboran 31 sumur di South Peciko dan Tunu Deep East. Serta menargetkan untuk mengebor 117 sumur eksploitasi dan dua sumur eksplorasi. Banyaknya jumlah sumur yang dibor merupakan upaya untuk memaksimalkan cadangan hidrokarbon yang tersedia karena cadangan dan produksi dari sumur-sumur yang ada sudah makin marjinal.
“Selain itu, upaya pengeboran tersebut diharapkan dapat menekan laju penurunan produksi serendah mungkin, hingga di bawah 10%,” kata Fajriyah, Rabu (27/5).
Menurut Fajriyah, menghadapi situasi pandemi Covid-19, Pertamina melakukan berbagai penyesuaian, termasuk sistem kerja antara lain mengubah prosedur pergantian pekerja lapangan (crew change) yang sebelumnya tiap 12 hari menjadi 28 hari. Serta memastikan kondisi kesehatan pekerja seraya terus berupaya menjaga produksi migas sesuai target RKAP. Penyesuaian dari sisi anggaran dam prioritas kerja juga dilakukan, namun manajemen memutuskan untuk tetap menjaga kegiatan di sektor hulu.
“Pertamina hingga saat ini memutuskan tetap melakukan investasi di sektor hulu untuk menjaga produksi dan lifting migas nasional. Pertamina terus memantau perkembangan situasi global, terutama pandemi Covid-19, harga minyak mentah dunia, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar,” ungkap Fajriyah.
Sejumlah anak perusahaan hulu Pertamina yang menyumbang produksi di atas target, antara lain Pertamina EP untuk produksi gas dan Pertamina Hulu Indonesia) untuk produksi minyak. Selain itu, anak perusahaan hulu di luar negeri, yakni Pertamina International EP juga berhasil meningkatkan produksi gasnya, terutama di Lapangan Aljazair.
Fajriyah menuturkan, anak usaha Pertamina Hulu Indonesia, Pertamina Hulu Mahakam, yang mengelola Blok Mahakam pada kuartal I 2020 membukukan rata-rata produksi gas sebesar 659 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) (wellhead) atau di atas target teknis Work Program & Budget (WP&B) 2020 sebesar 608 MMSCFD. Produksi likuid (minyak dan kondensat) PHM mencapai 30,34 ribu barel per hari (bph), juga lebih tinggi daripada target teknis WP&B 2020 sebesar 30,12 ribu bph.
Produksi anak perusahaan PHI lainnya, Pertamina Hulu Sanga Sanga, juga tercatat sebesar 11,95 ribu bph atau melonjak 138,5% dibanding target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) triwulan I 2020 yang dipatok pada 8,63 ribu bph. Produksi minyak Pertamina Hulu Kalimantan Timur, mencapai 11,26 ribu bph atau 109,6% di atas target RKAP triwulan I 2020 sebesar 10,27 ribu bph.
Produksi di luar negeri yang dicatatkan PIEP juga telah berhasil memberikan kontribusi produksi migas sebesar 156 ribu barel ekuivalen per hari (boepd) atau 103% dari target kuartal I 2020.
Menurut Fajriyah, target PHM, PHKT, PHSS, dan PIEP dapat dicapai lantaran manajemen masing-masing melakukan pekerjaan sumur pengembangan sesuai rencana, pekerjaan workover dan well services sesuai rencana, dan mempertahankan keandalan fasilitas produksi.
Pada kuartal I 2020, Pertamina mencatat produksi hulu migas sebesar 918,8 boepd. Dengan produksi minyak bumi rata-rata sebesar 420,4 ribi bph sedangkan produksi gas bumi mencapai rata rata sebesar 2.887,9 MMSCFD.(RI)
Komentar Terbaru