JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menyatakan masih ada ruang cukup besar untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi nasional. Ini bisa dicapai melalui peningkatan infrastukrtur gas. Sesuai data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) hingga 2018, kontribusi produksi gas nasional rata-rata sebesar 64,21% terhadap produksi migas nasional. Untuk kebutuhan domestik, telah disalurkan gas sebesar 3.995 Bbtud (59,95%) dan untuk ekspor telah disalurkan gas sebesar 2.669 Bbtud (40,05%).

Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN, mengungkapkan  laju konsumsi gas bumi Indonesia per tahun sebesar 39 miliar kubik meter, namun masih jauh di bawah kemampuan produksi gas bumi Indonesia yang sebesar 73,2 miliar kubik meter.

“Masih terdapat ruang untuk pemanfaatan gas bumi yang dapat dilakukan melalui pembangunan infrastruktur dan pengembangan gas bumi di wilayah baru dalam rangka pemerataan akses, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Gigih, Rabu (13/5).

PGN kata Gigih masih harus terus membangun infrastruktur tambahan sehingga target pemanfaatan gas nasional bisa terpenuhi. PGN berpeluang dapat mengembangkan bisnis-bisnis baru. Dengan demikian, harapannya dapat lebih meningkatkan volume gas yang berujung pada kompensasi untuk menjalankan penugasan-penugasan dari pemerintah dalam rangka bauran energi nasional.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, terdapat major project berupa pembangunan infrastruktur pipa gas bumi dengan panjang pipa lebih dari 2.200 km.

Penambahan infrastruktur pipa transmisi tersebut akan menstimulus pembukaan wilayah baru yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, juga ditargetkan akan ada akumulasi penambahan sambungan jargas rumah tangga sebanyak 4 juta sambungan.

PGN berkomitmen untuk tetap menjalankan program pemerintah pada pengembangan Jargas, mengingat Jargas adalah program prioritas mempertimbangkan dampak positif yang ditimbulkan bagi masyarakat dan negara.

“PGN tengah mengejar target penyelesaian jargas rumah tangga APBN. Terkait dengan program KPBU untuk Jargas, saat ini program telah memasuki tahap kajian lebih lanjut oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM dan direncanakan akan terealisasi dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap Gigih.

Setelah menjadi subholding gas dibawah PT Pertamina (Persero) dan mengakuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas) hingga kini PGN mengelola hampir 96% infrastruktur hilir gas bumi dengan penguasaan market share niaga sebesar 92%. Pengembangan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia telah dilaksanakan secara massif, meski upaya tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Kini PGN telah mengelola panjang pipa ±10.000 KM. Dari infrastruktur tersebut, PGN mendistribusikan gas bumi sebesar 3000 BBTUD ke ± 2.475 pelanggan komersial industrI dan pembangkit listrik dan 1.566 pelanggan Kecil.

PGN juga mengalirkan gas ke lebih dari 390.000 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan dana APBN maupun investasi mandiri PGN, serta 12 stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). Selain itu PGN juga mengelola bisnis hulu lebih dari 28.200 BOEPD. Pelanggan PGN ini tersebar di 59 kabupaten/ kota di Indonesia di 17 provinsi.(RI)