JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melakukan perombakan terhadap struktur manajemen PT Pertamina (Persero). Salah satu perombakan cukup drastis kali ini adalah dengan menghilangkan direktorat hulu.
Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan sektor hulu memiliki peranan penting dalam bisnis Pertamina ke depan, karena itu seharusnya bisnis hulu Pertamina diperkuat.
“Lho, justru hulu itu adalah tulang punggung Pertamina jangka panjang, seharusnya malah diperkuat,” tegas Dwi kepada Dunia Energi, Selasa (12/5).
Menurut Dwi yang juga mantan direktur utama Pertamina, pengembangan bisnis hulu Pertamina sangat penting apalagi saat ini Pertamina sudah menjadi salah satu andalan utama produksi migas nasional. Kontribusi Pertamina saat ini sudah lebih dari 30%, terlebih dengan masuknya blok Rokan sebagai salah satu blok migas yang dikelola mulai 2021 mendatang.
Pertamina juga masih memiliki tugas peningkatan produksi melalui ekspansi aset ke luar negeri.
“Untuk itu, sektor hulu harus diperkuat, sehingga bisa ekspansi ke luar negeri,” ujar Dwi.
Berdasarkan rancangan manajemen baru Pertamina, selain direktur utama ada fungsi baru yakni corporate control yang di dalamnya mencakup internal audit, legal, dan risk management. Selain itu, corporate secretary and communication, termasuk di dalamnya CSR.
Selain itu, struktur lain yakni strategy, portofolio and new ventures. Serta finance; human capital dan terakhir corporate services. Semua akan berada dalam satu holding Pertamina.
Di bawah holding besar terdapat subholding yang dibagi menjadi lima subholding yakni subholding upstream (hulu), subholding refining and petrochemical, subholding marketing, supply chain and trading, dan subholding gas yang saat ini sudah ditunjuk PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Serta subholding power and new renewable energy.
Dan dibawah subholding terdapat subholding portofolio berupa anak perusahaan Pertamina saat ini. Misalnya untuk subholding upstream terdiri dari anak usaha Pertamina di sektor hulu seperti PT Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi Pertamina Hulu Indonesia dan lainnya. Kemudian untuk refining ada Kilang Pertamina Internasional (KPI), lalu ada Pertamina Retail, Pertamina Patra Niaga dibawah subholding marketing, supply chain and trading.
Untuk subholding gas ada beberapa anak usaha PGN seperti PT Gagas Energi, Pertamina Gas (Pertagas) dan lainnya. Kemudian subholding power and new renewable energy ada Pertamina Power Indonesia (PPI), Pertamina Geothermal Energy (PGE). Di luar subholding dan subholding tersebut akan ada lini bisnis baru lainnya yakni untuk fokus dalam project serta portofolio non energy business seperti asuransi, property.
Berdasarkan skema tersebut maka diperkirakan ada penciutan direktorat baru dalam struktur organisasi Pertamina yakni menjadi tujuh direksi yakni direktur utama, direktur corporate control, direktur ISC, direktur strategi portofolio dan new ventures, direktur keuangan, direktur human capital dan direktur corporate services.(RI)
Komentar Terbaru