MINAHASA – Sepanjang 2019,  salah satu pembangkit listrik panas bumi yang paling baru dioperasikan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina Geothermal Energy (PGE), PLTP Lahendong unit 5 dan 6 mencatatkan penjualan listrik ke PLN sebesar 870 GWh.

Apriyansah Toni, Manager Planning and Engineering PGE Area Lahendong,  mengatakan sebenarnya PGE masih bisa meningkatkan penyaluran listrik akan tetapi selama ini perusahaan memproduksi dan menyalurkan uap serta listrik ke PLN di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berdasarkan permintaan dari PLN selaku pembeli uap dan listrik.

“Penjualan tenaga listrik sekitar 870 GWh sepanjang 2019.Bukan karena itu batas kemampuan kita, tapi kebijakan jaringan listrik PLN karena konsumsi rendah siang 14 MW – 15 MW. Jam pulang kerja sampai ke jam 12 malam itu baru full kapasitas 20 MW,” kata Toni di area PLTP Lahendong unit 5 dan 6, Jumat (13/3).

PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 memiliki 14 sumur di lima Cluster yang berada di Wilayah Tompaso diantaranya di Kecamatan Tompaso, Kecamatan Tompaso Barat, Kecamatan Langowan Utara, Kecamatan Kawangkoan).

Dari 14 sumur tersebut, lima diantaranya adalah sumur produksi. Lalu empat lainnya sumur reinjeksi dan sebanyak lima sumur adalah sumur monitor.

Salvius Patangke, General Manager PGE Area Lahendong menuturkan bahwa produksi Area Lahendong tahun 2019 yang lalu realisasi produksi berada di bawah target dan hanya mencapai 94%.

Hal itu kata dia bukanlah karena ketidaksanggupan Area Lahendong dalam menyediakan uap bagi pembangkitan namun pada Pengaturan Beban yang dilakukan oleh PLN (Dispatching) terhadap seluruh pembangkit yang ada dalam Sistem Sulutgo.

Dia menjelaskan, kapasitas uap yang tersedia untuk pembangkitan PLTP Unit 1, 2, 3, 4,5 dan 6 saat ini adalah setara 110 MW.

“Beberapa sumur sedang dalam persiapan produksi (Pembangunan Proyek Pemipaan Cluster LHD-13 ke LHD-5) ke PLTP di Lahendong dan diharapkan pertengahan tahun 2020 lapangan uap di Lahendong dapat mensuplai PLTP Milik PLN dengan kapasitas maksimal 4 x 20 MW,” ungkap  Salvius.

Lebih lanjut untuk 2019 waktu shut down atau pemeliharaan rutin tahunan unit PLTP lainnya (Unit 1-4) memakan waktu lebih lama dari rencana membuat semakin berkurangnya produksi dan pendapatan Area Lahendong.

Sumbangsih PGE sendiri dalam Sistem Sulutgo adalah sebesar 120 MW dari Daya Mampu Pasok Sistem saat ini sebesar 562 MW atau sebesar 21,33%.(RI)