JAKARTA– PT Agincourt Resources, perusahaan pertambangan dalam Kelompok Usaha PT Astra International Tbk (ASII), mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang 2019. Kendati penjualan turun dari US$ 574,2 juta pada 2018 menjadi US$ 560,88 juta, perusahaan yang menambah emas di Martabe, Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara itu membukukan laba bersih sebesar US$ 215,79 juta atau sekitar Rp3 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS), naik 29% dibandingkan periode sama 2018 sebesar US$ 166,79 juta.

Laporan tahunan perusahaan 2019 menyebutkan, penopang kenaikan laba bersih perusahaan adalah kenaikan harga emas dan keberhasilan Agincourt menekan biaya pokok penjualan (COGS). Bila pada 2018 beban pokok penjualan mencapai US$ 266,82 juta, pada 2019 berhasil dipangkas menjadi US$ 230,49 juta.

Selama enam tahun berturut, Agincourt mencatatkan peningkatan laba bersih. Pada 2014, laba bersih perusahaan baru US$ 41,9 juta, lalu naik menjadi US$ 47,2 juta pada 2015 dan US$ 120,7 juta pada 2016. Setahun kemudian naik lagi menjadi US$ 15,13 juta dan pada 2018 meningkat ke level US$ 166,8 juta.

Keterbukaan informasi Agincourt juga menyebutkan bahwa aset perusahaan mencapai US$ 767,4 juta, naik dari US$ 709,8 juta. Total kewajiban turun dari US$ 278,4 juta menjadi US$ 234,53 juta.

Muliady Sutio, Presiden Direktur Agincourt, dalam laporan tahunan 2019 perusahaan, menyebutkan capaian yang diperoleh Agincourt pada 2019 telah mengukir tolok ukur baru dalam kesuksesan Tambang Emas Martabe, lebih baik dibandingkan 2018 sebagai tahun terbaik bagi perusahaan sejak mulai beroperasi.

“Kesuksesan yang dicapai PTAR ini merupakan hasil dari penerapan inisiatif-inisiatif dalam Martabe Improvement Program (MIP),” ujar Muliady seperti dikutip laporan tahunan perusahaan.

Menurut Muliady, tambang Martabe sepanjang 2019 mencatatkan akivitas produksi positif. Penambangan di pit Purnama, Barani, dan Ramba Joring berhasil mencapai rekor throughput sebesar 6,04 juta ton bijih, atau meningkat 8% dibandingkan capaian throughput pada 2018 sebesar 5,57 juta ton. Hasil perolehan emas pada 2019 juga meningkat menjadi 85,4% dibandingkan 2018 yang hanya mencapai 84,4%.

“Meski demikian, perusahaan mencatat penurunan sebesar 4,71% pada produksi emas dibandingkan 2018 sebesar 410.387 ounce emas menjadi 391.031 ounce emas. Penurunan produksi emas berdampak pada kadar emas yang lebih rendah, yakni 2,35 gram/ton dari 2,73 gram/ ton pada sebelumnya,” ujarnya.

Di sisi lain, rata-rata harga jual emas pada 2019 mengalami peningkatan menjadi US$1.397 per ounce dibanding US$1.266 per ounce pada 2018 dan peningkatan mill throughput yang diimbangi dengan kadar yang lebih rendah kombinasi dari peningkatan harga jual emas.

Agincourt berhasil memperoleh capaian positif berkat upayanya mempertahankan kinerja eksplorasi secara agresif dengan melibatkan kegiatan sampai dengan lima belas rig pengeboran. PTAR mencatat cadangan bijih meningkat sebesar 8% pada 2019 menjadi 95 juta ton, setelah deplesi selama tahun tersebut, dengan emas terkandung sama seperti tahun lalu, yakni 4,5 juta ounce. Di sisi lain, cadangan mineral menurun sebesar 1% menjadi 206 juta ton setelah deplesi, dengan emas terkandung menurun 3% menjadi 7,8 juta ounce.

“Kami menerapkan strategi eskplorasi jangka panjang sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah cadangan mineral. Berdasarkan hasil studi yang telah dijalankan, kami menemukan berbagai peluang yang mampu meningkatkan produksi dan target jumlah cadangan mineral. Pada 2019, kami juga telah menguji target lebih dalam di bawah deposit yang sudah ada sebelumnya,” ujar Muliady.

Tambang Emas Martabe memiliki deposit yang termasuk ke dalam jenis deposit epitermal sulfidasi tinggi dan terdiri dari wilayah mineralisasi berskala besar yang berpotensi menjadi tempat deposit emas dan emas-tembaga. Pada akhir Desember 2019, sumber daya mineral tambang Martabe adalah 7,8 juta ounce emas dan 64 juta ounce perak. Selain itu, perusahaan memiliki cadangan bijih yang terdiri atas 4,5 juta on emas dan 32 juta ounce perak. Jumlah ini setara dengan tambahan enam belas tahun operasi tambang. (DR)