JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan tidak ada lagi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) uncommitted ke pasar spot pada tahun ini. Sebagai gantinya SKK Migas akan gencar memasarkan LNG uncommitted tersebut ke dalam negeri.
Arif S Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, mengatakan PT Perusahaan Gas Negara Tbk dan PT PLN (Persero) menjadi dua pembeli utama gas domestik yang akan dijajaki untuk menyerap uncommitted LNG tahun ini.
Berdasarkan Appreciation of Domestic Products (ADP) 2020, produksi LNG untuk kilang LNG Bontang sebesar 89,6 standar kargo dan Tangguh 122,3 standar kargo sehingga total produksi LNG dari dua kilang LNG utama di Indonesia tersebut mencapai 211,9 standar kargo.
Menurut Arif, jika sesuai ADP produksi LNG sudah memiliki pembeli atau committed. Namun demikian produksi gas Mahakam kemungkinan besar meningkat untuk tahun ini dan sisa kargo tersebut nantinya yang akan dipasarkan ke dalam negeri. Blok Mahakam adalah salah satu pemasok gas untuk kilang LNG Bontang.
“Pada 2020 aman lah, mungkin kira-kira ada lima kargo standar kargo (uncommitted) karena produksi Pertamina Hulu Mahakam lebih besar dan belum masuk ADP. Karena mereka (Pertamina) juga tidak percaya diri” kata Arif, Senin (13/1).
Saat ini penjualan LNG ke domestik lebih menguntungkan dibanding penjualan ke pasar spot.
“Kalau enggak bisa dijual ke luar, ditawarkan ke mitra dalam negeri, seperti PGN dan PLN. Domestik saja dijual murah tidak apa-apa kan yang menikmati industri lokal. Dari pada jual spot murah ke luar negeri mending jual murah lagi ke dalam negeri kan,” ungkap Arif.
Target produksi LNG tahun ini sebear 211,9 standar kargo sebenarnya lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 252 standar kargo dengan rincian Kilang Tangguh 120 standar kargo dan Bontang 132 standar kargo.
Realisasi produksi tahun lalu juga sebenarnya lebih rendah dibandingkan dengan target. Total realisasi LNG 2019 sebesar 229,1 standar kargo dengan rincian produksi kilang LNG Bontang sebesar 111,7 standar kargo dan Tangguh 117,4 standar kargo.
Pasokan LNG ke pasar domestik pada tahun lalu sebesar 60,5 standar kargo dan ekspor sebesar 168,6 standar kargo. Target penyaluran LNG ke dalam negeri sebanyak 67 standar kargo dan ekspor 185 standar kargo. Rendahnya realisasi produksi ini terjadi lantaran batalnya serapan gas oleh para konsumen
Arif mengatakan tahun ini SKK Migas juga akan mengupayakan penyaluran gas pipa dapat sesuai kontrak agar lifting gas bisa dikejar. Pasalnya, meski penyaluran gas dalam negeri meningkat, beberapa diantaranya masih di bawah kontrak.
“Kalau yang sudah dapat alokasi tetapi penyerapannya sedikit, akan direlokasi ke buyer lain,” kata Arif.(RI)
Why no English translation