JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan fokus terhadap pengembangan tiga blok migas terminasi yang baru dikelolanya sejak dua tahun lalu melalui program Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL). Ketiga blok terminasi yang menjadi fokus adalah Blok Sanga-Sanga dikelola Pertamina Hulu Sanga-Sanga, Blok Mahakam yang dikelola Pertamina Hulu Mahakam dan Blok East Kalimantan – Attaka yang dikelola oleh Pertamina Hulu Kalimantan Timur.

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan potensi migas dari ketiga blok tersebut masih sangat menjanjikan. Meskipun sudah cukup berumur, manajemen masih meyakini ketiga blok tersebut belum memasuki fase produksi kedua. Optimasi yang akan dilakukan diharapkan bisa menekan laju penurunan produksi, bahkan bukan tidak mungkin mengkatrol produksi migas dari sana.

OPLL juga dibahas bersama dengan pemerintah dan Pertamina diberikan ruang untuk mengajukan insentif untuk bisa meningkatkan keekonomian dalam proyek pengembangan.

“Nah itu adalah bagaimana caranya supaya aset seperti Sanga-Sanga itu bisa dikembangkan, meski usianya cukup lanjut. Dia (Sanga-Sanga) harus mendapatkan insentif supaya keekonomiannya masuk,” kata Dharmawan saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Jumat (3/1).

Pemerintah kata Dharmawan sudah memberikan lampu hijau kepada Pertamina untuk melaporkan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat pengembangan blok terminasi tersebut bisa sesuai keekonomian dan berdampak pada peningkatan produksi.

“Ada yang namanya commercial break through. Jadi kalau misalnya Pertamina merasa ini enggak ekonomis jangan diam saja. Datanglah ke pemerintah, Pak ini bisa ekonomis kalau misalnya dikasih ini, semacam kayak gitu. Dan pemerintah akan fair, ini bisa enggak per proyek,” ungkap Dharmawan.

Beberapa insentif yang diajukan Pertamina diantaranya seperti memberikan split atau bagi hasil tambahan, perizinan dipermudah kemudian bisa juga sewa aset negara yang diberikan keringanan harga. “Supaya lapangan-lapangan ini gasnya masih bisa diekstrak dengan biaya yang lebih rendah, sehingga keekonomiannya terjaga dan mendapatkan produksi yang baik,” kata Dharnawan.

Untuk Blok Sanga-Sanga, Pertamina sudah menyodorkan insentif yang diinginkan kepada Kementerian ESDM. Di sana rencananya akan dilakukan pengeboran sumur pengembangan dengan total 755 sumur dibor dalam waktu bertahap hingga beberapa tahun mendatang. Di Blok Mahakam insentif sudah diberikan pemerintah, ini juga yang membuat Pertamina siap lebih agresif di sana dengan total jumlah pengeboran sumur mencapai 257 sumur hingga 2022 dengan total biaya mencapai US$1,5 miliar.

Selanjutnya yang akan diajukan adalah untuk Blok Kalimantan Timur. Saat ini manajemen Pertamina sedang mengevaluasi apa saja insentif yang dibutuhkan. Menurut Dharmawan, potensi ketiga lapangan tersebut dan di blok terminasi lainnya masih baik, karena itu Pertamina akan agresif melakukan investasi dan pengembangan di sana.

“Potensinya masih bagus. Jadi kami bisa menerapkan filosopi yang disebut menciptakan siklus lapangan yang kedua, diperpanjang usianya,” kata Dharmawan.(RI)