JAKARTA – Eni East Sepinggan Limited, anak usaha Eni, perusahaan asal Italia akhirnya merampungkan penjualan 20% hak partisipasi (Participating Interest/PI) di Blok East Sepinggan, Kalimantan Timur kepada Neptune Energy Group Limited. Proses pembicaraan penjualan PI sudah dimulai sejak Juli 2019.
Seiring rampungnya penjualan PI maka ada tiga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di East Sepinggan, yakni Eni yang menguasai 65% PI, lalu Neptune Energy East Sepinggan BV 20% dan PT Pertamina (Persero) melalui cucu usahanya, PT Pertamina Hulu Energi East Sepinggan yang menguasai 15% PI.
Wisnu Prabawa Taher, Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan hingga kini belum ada persetujuan resmi dari pemerintah atas aksi korporasi dua perusahaan itu. “Sedang menunggu approval (persetujuan),” kata Wisnu di Jakarta, Jumat (3/1).
Aksi korporasi di East Sepinggan akan membantu upaya penyelarasan pengembangan Lapangan Merakes dengan Lapangan Jangkrik. Manajemen Eni tengah mendorong strategi dual exploration model, yakni dengan penjualan sebagian kecil saham yang dimiliki sambil tetap mempertahankan posisi sebagai operator. Kemudian secara paralel juga mengembangkan aset eksisting dalam rangka penemuan cadangan terbukti yang siap untuk diproduksi.
Selain di East Sepinggan dan East Ganal, Eni dan Naptune telah bermitra di Blok Muara Bakau. Di blok migas tersebut, Eni menguasai PI sebesar 55% sekaligus sebagai operator. Sementara Neptune memiliki 33,34% PI dan sisanya PT Saka Energi Muara Bakau 11,66%.
Kedua perusahaan bersama PT Pertamina (Persero) juga menjadi pengelola Blok West Ganal yang juga terletak di Kutai Basin, Kalimantan Timur seperti Blok Muara Bakau dan Blok East Sepinggan. Di blok tersebut, Eni memegang PI sebesar 40% sekaligus sebagai operator, Neptune Energy 30%, dan Pertamina 30%.
Salah satu pengembangan di Blok East Sepinggan yang sudah berjalan adalah proyek Muara Bakau yang sudah berproduksi melalui Lapangan Jangkrik dengan rata-rata produksi gas mencapai 600 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Proyek yang sedang dikerjakan juga di Lapangan Merakes yang Plan of Development (PoD)-nya baru disetujui pada tahun lalu.
Setelah mendapat persetujuan PoD saat ini telah dilakukan pengeboran dan konstruksi sumur bawah laut dengan sistem transportasi khusus di kedalaman air 1500 meter dan terhubung ke Unit Produksi Terapung Jangkrik, yang terletak 35 km di Timur Laut.
Produksi gas akan dikirim ke kilang LNG Bontang menggunakan juga semua fasilitas lain yang ada di lapangan Jangkrik serta jaringan transportasi Kalimantan Timur. Produksi baru ini juga akan berkontribusi terhadap kelangsungan operasional Kilang Bontang.(RI)
Komentar Terbaru