JAKARTA – Pemerintah menjanjikan percepatan pengurusan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) blok minyak dan gas sebagai dukungan terhadap peningkatan investasi hulu migas. Untuk itu, insentif kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pun disiapkan.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan proses percepatan PoD blok migas sudah dimulai untuk blok produksi maupun eksplorasi. Salah satu inisiatif pemerintah adalah memberikan insentif pada pengembangan Blok Sanga-Sanga yang dioperatori PT Pertamina Hulu Sanga Sanga, cucu usaha PT Pertamina (Persero) yang telah mengajukan proposal rencana pengembangan mencakup pengeboran 755 sumur.

“Sanga-Sanga punya potensi besar, tentu saja perlu kalkulasi mengenai keekonomian itu. Menteri (Menteri ESDM Arifin Tasrif) sudah memberikan dukungan. Kami akan lebih fleksibel di dalam melihat tingkat keekonomian. Artinya perubahan insnetif akan dimungkinkan,” kata Dwi ditemui kantor SKK Migas, Selasa (31/12).

SKK Migas kata Dwi siap untuk meneruskan usulan insentif kepada Menteri ESDM. Pengembangan melalui pengeboran sumur di Blok Sanga-Sanga masih dibutuhkan untuk menggenjot produksi. Berdasarkan data yang disampaikan ke SKK Migas sebanyak 755 sumur memiliki potensi gas 1,2 triliun kaki kubik dan minyak 84,3 juta barel.

Percepatan PoD juga dijanjikan pada pengembangan Blok Sakakemang. Blok gas baru yang dioperatori Repsol, perusahaan asal Spanyol. Dwi sebelumnya mengungkapkan potensi cadangan gas Blok Sakakemang mencapai 2 triliun kaki kubik triliun cubic feet (TCF). Namun, agar pengembangannya bisa dipercepat maka sertifikasi cadangan dilakukan untuk sebagian potensi yang ada, yakni 1 TCF. Untuk sertifikasi seluruh potensi yang ada masih membutuhkan tambahan pengeboran.

Repsol saat ini masih harus merampungkan proses deliniasi cadangan migas. Namun, kontraktor masih menunggu sertifikasi cadangan dari Lemigas. “Kalau sudah mendapat sertifikasi, maka PoD bisa diharapkan bisa dimasukkan pada kuartal pertama 2020 dan diharapkan akhir 2021 bisa on stream,” kata dia.

Pengembangan berikutnya yang akan didorong untuk dipercepat adalah Lapangan Merakes bagian dari Blok East Sepinggan yang dikelola Eni. Proyek Lapangan Merakes merupakan salah satu proyek pertama yang berubah skema kontraknya dari cost recovery ke gross split.

PoD Merakes telah disetujui pada 2018 lalu. Dalam PoD tersebut, Eni rencananya akan mengebor enam sumur bawah laut serta membangun sistem pipa bawah laut yang akan terhubung dengan fasilitas produksi terapung (floating production unit/FPU) Jangkrik di Blok Muara Bakau. Lapangan Merakes ditargetkan mulai beroperasi pada 2021

Selain ketiga blok migas tersebut, SKK Migas telah menyetujui rencana pengembangan lanjutan untuk Blok Mahakam. PT Pertamina Hulu Mahakam cucu usaha Pertamina pengelola blok Mahakam rencananya akan mengebor 257 sumur di lima lapangan di Blok Mahakam selama periode 2020-2022 dengan total biaya investasi mencapai US$ 1,5 miliar.(RI)