JAKARTA – PT PLN (Persero) akhirnya menunjuk anak usahanya, PT PLN Gas&Geothermal (PLN GG) untuk mengerjakan proyek penyediaan pasokan gas untuk pembangkit di wilayah Indonesia Tengah.
Djoko R Abumanan, Direktur Pengadaan Strategis II, mengungkapkan keputusan menunjuk PLN GG untuk mempercepat rencana peningkatan penggunaan gas dalam produksi listrik ke depan. Skema tender yang selama ini dilakukan memiliki banyak rintangan dan memakan banyak waktu.
“Akhirnya karena tidak ada dibatalin (tender) PLN GG yang pengadaan. bangun sendiri aja,” kata Djoko kepada Dunia Energi di Jakarta, belum lama ini.
Proses tender sempat dilakukan PLN, kala itu ada konsorsium PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Pertamina (Persero) serta ENGIE, perusahaan yang fokus pada pengembangan LNG asal Perancis yang disebut-sebut sebagai pemenang tender.
Namun ditengah jalan PLN merubah atau merevisi kebutuhan gas yang harus disiapkan oleh konsorsium tersebut lantaran adanya perubahan rencana pengembangan gas yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi listrik masyarakat yang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. “Karena sering turun (permintaan gas) akhirnya banyak mundur pengennya besar,” tukas Djoko.
Yudistian Yunis, Direktur PLN GG saat dikonfirmasi mengamini rencana penyediaan gas untuk pembangkit oleh PLN GG. Beberapat tugas PLN GG dalam proyek penyediaan gas untuk pembangkit di Indonesia tengah antara lain, pertama adalah handling atau transportasi Liquefied Natural Gas (LNG) dari Bontang ke Terminal Receiver Indonesia Tengah.
Kemudian menyiapkan infrastruktur fasilitas mini LNG (Storage & Regas Unit) pada setiap Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di klaster Indonesia Tengah
“Handling atau Transportasi LNG dari Terminal Receiver Indonesia Tengah ke seluruh PLTG & PLTMG di kluster Indonesia Tengah kemudian melakukan sinergi BUMN dengan PGN dan Perusahaan daerah Provinsi Bali untuk Hub Terminal & Pengelolaan kluster Indonesia tengah Tengah,” jelas Yudistian.
Meski tidak beberkan jumlah pembangkitnya, tapi Yudistian menerangkan bahwa proyek ini bisa selesai dan mula beroperasi di semester I 2021. Total kapasitas pembangkit yang akan menerima suplai gas nantinya mencapai 440 megawatt (MW). “Rencana total kapasitas storage sebesar 22.000 m3 dengan kebutuhan gas sebesar 33 BBTUD,” kata Yudistian.(RI)
Komentar Terbaru