JAKARTA – Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) oleh Thorcon International Pte, Ltd masih menunggu kajian lanjutan yang saat ini masih dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
F.X. Sutijastoto, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, mengatakan pengembangan PLTN tidak akan ditahan pemerintah, asalkan terbukti lebih kompetitif dibanding energi lain dan aman dalam pengembangannya. Salah satu wilayah yang sudah masuk dalam kajian Balitbang adalah Kalimantan Barat.
Kebutuhan listrik di Kalimantan Barat cukup besar kedepank apabila industri pengolahan dan pemurnian mineral seperti bauksit sudah berjalan maksimal.
“Ya kayak selayaknya Indpendent Power Producer (IPP) saja, kalau kompetitif misalnya di Kalimantan Barat ini kan cocok kali ya, di Kalimantan Barat kan tidak ada sumber daya energi yang lain. Di sana kan ada bauksit yang besar, bisa untuk smelter, nah itu,” kata Sutijastoto di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (9/9).
Lebih lanjut Sutijastoto mengatakan apabila hasil kajian Thorcon yang juga dilakukan Balitbang sudah ada dan menunjukkan efisiensi penggunaan PLTN tinggi maka berbagai langkah selanjutnya bisa dilakukan. Pelaku usaha pun diminta berinisiatif untuk mengusulkan hasil kajian PLTN.
“Kalau mereka hanya studi saja, tapi tidak mengajukan usulan ya kami diam-diam saja. Jadi tergantung usulan. Waktu raker dengan DPRD Pak Menteri sudah jelas, kalau mereka kompetitif ya silahkan saja,” ungkapnya.
Menurut Sutijastoto, PLTN bisa dengan segera dikembangkan apabila harga listriknya tidak sampai US$ 5 sen per kWh. “Kalau misalnya listrik untuk smelter, berani tidak dia (Thorcon) 4 sen per kWh. Jangan tinggi-tinggi amat, yang penting kan itu juga,” kata Sutijastoto.
Thorcon saat ini bersiap untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) berkapasitas 500 megawatt (MW) senilai US$1,2 miliar atau setara Rp17 triliun.
Thorcon telah sepakati kerja sama dengan PT PAL Indonesia (Persero) untuk melakukan kajian pengembangan dan konstruksi reaktor desain Thorcon hingga dapat difabrikasi oleh PT PAL. Thorium Molten Salt Reactor 500MW (TMSR500) Power Plant memiliki konsep desain modular dengan kapasitas tiap reaktor 250 MWe yang dapat dioperasikan multimode, baik sebagai baseload atau load follow.
Bob Sulaeman Effendi, Chief Representative Thorcon International, mengatakan PLTT memiliki tingkat efisiensi tinggi bahkan dari sisi harga bisa bersaing dengan batu bara.
“PLTT dapat menghasilkan listrik bersih yang lebih murah dari batu bara, sehingga dapat menjadi sistem energi andalan menuju ekonomi rendah karbon dan tercapainya target harga jual listrik di bawah BPP nasional. Tarif listrik ke masyarakat dapat turun,” kata Bob.(RI)
Komentar Terbaru