JAKARTA – Pemerintah akan mempercepat uji coba penggunaan campuran Biodiesel 30% (B30), agar bisa selesai pada September 2019. Padahal dalam rencana semula uji jalan kinerja mesin persiapan dilakukan sejak Maret 2019 dan uji coba awal kendaraan sudah mulai 20 Mei 2019 bisa selesai pada Oktober mendatang.
Djoko Siswanto, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan apabila tidak ada masalah berarti dalam masa uji coba, maka bukan tidak mungkin hasilnya akan didapat lebih cepat.
“Oktober kan selesai, tapi kami harapkan dipercepat. Ya kalau bisa September selesai, lebih bagus. Kalau tanda-tandanya tidak ada masalah kami percepat,” kata Djoko saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (15/8).
Meski target uji coba dipercepat, implementasinya tidak akan terburu-buru dari rencana awal untuk diterapkan tahun depan. Ini dilakukan sambil menunggu persiapan pasokan dan berbagai infrastruktur pendukung.
“Pelaksanaan persiapan B30, infrastrukturnya, tangki-tangkinya, secara bertahap, sekarang B20. Januari B30,” ujarnya.
Ada 11 kendaraan yang disertakan dalam uji coba kali ini terdiri dari delapan kendaraan penumpang dan tiga kendaraan jenis truk.
Untuk kendaraan penumpang akan menempuh rute Lembang – Cileunyi – Nagreg – Kuningan – Tol Babakan – Slawi – Guci – Tegal – Tol Cipali – Subang – Lembang sejauh 560 km per hari. “Sedangkan truk menempuh rute Lembang – Karawang – Cipali – Subang – Lembang sejauh 350 km per hari.
Sementara itu setelah lolos di uji penghidupan mesin (start ability) pada suhu dingin ekstrim di dataran tinggi Dieng, Kementerian ESDM melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) ESDM melanjutkan uji jalan (road test) B30 hingga jarak tempuh 640 KM yang dimulai pada Kamis (15/8/2019) pukul 03.00 WIB di dataran rendah Lembang, Jawa Barat.
Widhiatmaka, Peneliti dari Puslitbang Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (P3Tek KEBTKE) Kementerian ESDM, menuturkan road test B30 ini akan menguji bahan bakar B30 pada kendaraan bermesin diesel terkait performa mesin dan emisi gas buang. “Uji jalan ini akan melewati beberapa kondisi jalan raya di Jawa Barat dan Jawa Tengah kurang lebih sekitar 640 KM,” kata Widhiatmaka.
Uji jalan ini terbagi dua jenis kendaraan bermesin diesel, yaitu kendaraan dengan bobot di atas dan di bawah 3,5 ton.
Masing-masing bobot kendaraan tersebut memiliki rute yang berbeda. Medan jalan yang dilalui melewati track (lintasan) tanjakan, turunan, tikungan hingga lurus seperti di jalan tol. Pada lintasan lurus, kestabilan mobil saat uji coba dijaga dengan kecepatan maksimal 100 kilometer (km) per jam.
Kendaraan uji dengan bobot diatas 3,5 ton yang turut serta adalah truk Mitsubishi Fuso Colt Diesel, Isuzu NMR71TSD, dan UD Truck dengan rute tempuh adalah Lembang – Karawang – Cipali – Subang – Lembang sejauh 350 Kilo Meter (KM). Target total jarak tempuh hingga Oktober adalah 40 ribu KM.
Setiap selesai menempuh jarak 10 ribu km pada kendaraan uji di atas 3,5 ton, dilakukan pengujian berupa uji emisi opasitas, uji peforma metoda akselerasi dan uji filter blocking.
Muhammad Indra AI-Irsyad peneliti P3Tek KEBTKE menjelaskan kendaraan uji dengan bobot dibawah 3,5 ton adalah Toyota Fortuner, Nissan Terra, Mitsubishi Pajero, dan DFSK SuperCab. Rute yang ditempuh dengan sistem looping adalah Lembang – Cileunyi – Panjalu – Majalengka – Kuningan – Ciledug – Tegal – Slawi – Guci – Lembang sejauh 640 KM. Target total jarak tempuh hingga Oktober adalah 50 ribu KM.
“Sistem pengujiannya berbeda dengan kendaraan yang di atas 3,5 ton. Kalau yang di bawah 3,5 ton dilakukan uji emisi metode ECE R83, uji fuel economy metode ECE R101, uji peforma metode casis dynamometer dan uji filter blocking setelah mencapai 10 KM,” kata Indra.
Sebagai analisis perbandingan dampak B30, Balitbang ESDM juga melakukan uji perbandingan pada kendaraan dengan bahan bakar B20 selama road test B30 dengan rute dan jarak tempuh yang sama. “Jumlah penumpang (beban) kedua unit tersebut harus sama yaitu maksimal 2 penumpang (diluar supir),” kata Indra. (RI)
Komentar Terbaru