JAKARTA – Aspek keselamatan kerja menjadi fokus utama sebelum Stasiun Pengisian dan Pendistribusian Bahan Bakar Elpiji (SPPBE) Mojokerto resmi beroperasi pada September 2019. Demikian disampaikan Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat mengunjungi SPPBE milik Yayasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Desa Tanjungkenongo, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (26/7).

“Yang terpenting adalah mengutamakan keselamatan kerja. Hati-hati jangan sampai ada yang merokok ke tempat (SPPBE) ini,” kata Jonan.

SP(P)BE Mojokerto akan melayani pengisian sekaligus pendistribusian Liqufied Petroleum Gas (LPG) 3 kg Public Service Obligation (PSO) ke wilayah Mojokerto dengan kapasitas penyimpanan sebanyak 50 MT. Sumber suplai LPG didapat dari Depot LPG Tanjung Perak dan Terminal LPG Gresik.

Dibangun sejak September 2018, SP(P)BE Mojokerto telah memiliki fasilitas pengisian terdiri dari 10 unit filling machine. Kendati begitu, Jonan berharap pihak yayasan mampu mengembangkan lini bisnis usaha mereka di bidang migas.

“Ini tanahnya masih luas. Sekiranya bisa berkembang, bisa dikembangakan ditempat lain sehingga bisa memperdayakan masyarakat,” ujar Jonan dalam keterangan tertulisnya.

Penglolaan SPPBE Mojokerto sendiri berada di wilayah kerja PT. Pertamina MOR V. Khusus pemasok LPG di wilayah kerja tersebut terdapat lima tempat, yaitu Depot LPG Gresik dengan kapasitas 10.000 MT, Depot LPG Banyuwangi (10.000 MT), Depot LPG Tanjung Perak (8.000 MT), Kilang Energy Nusantara Perkasa (2.000 MT) dan Kilang Arsynergy Resources (1.200 MT).(RA)