JAKARTA – PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) tidak hanya melakukan pergantian direksi. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), pekan lalu juga memutuskan untuk melakukan perombakan jajaran komisaris. Dilo Seno Widagdo tidak lagi tecatat di jajaran komisaris, sebagai gantinya ada nama Adi Wibowo. Kemudian Susilo Siswoutomo yang semula menjadi komisaris utama kini hanya menjadi komisaris. Said Reza Pahlevy sekarang selain jadi komisaris juga merangkap jabatan sementara komisaris utama.
“Pergantian direksi dan dewan komisaris, RUPST kami tanggal 17 Mei 2019,” kata Zsa Zsa Rysky, Government Relation Saka Energi kepada Dunia Energi, Senin (20/5).
Untuk jajaran direksi, selain memberhentikan Tumbur Parlindungan yang digantikan Nofriadi, ada dua nama baru yang diangkat menjadi dewan direksi yakni Susmono Soetrisno sebagai direktur operasi dan Siti Yanti Mulyanti sebagai direktur keuangan administrasi yang menggantikan Devy Pradnya Paramita.
Zsa Zsa menuturkan susunan direksi mengalami perubahan, termasuk jumlah dewan direksi. Sebelumnya direksi Saka Energi hanya direktur utama dan direktur keuangan. “Bukan hanya Pak Tumbur, tetapi direktur keuangan Saka Ibu Devi Pradnya juga. Tambah (Direktur Operasi), tadinya direktur Saka dua,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia menegaskan tidak ada alasan khusus dalam perombakan dewan komisaris dan direksi kali ini. Perubahan dilakukan merupakan rencana para pemegang saham. “Tidak ada latar belakang karena memang ini sudah masuk agenda RUPST,” kata Zsa Zsa.
Sepanjang tahun lalu anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di sektor hulu migas itu mampu membukukan laba bersih sebesar US$16,2 juta, meningkat dibandingkan kerugian yang diderita pada 2017 sebesar US$93,7 juta. Raihan laba bersih seiring dengan peningkatan pendapatan sebesar 23,7% menjadi US$548,77 juta. Serta keberhasilan menekan beban pokok, sehingga turun 2,7% menjadi US$ 431,66 juta pada 2018.
Namun produksi migas Saka hanya mencapai 49.613 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Realisasi rata-rata produksi harian Saka turun tipis sekitar 3,4% jika dibanding dengan capaian pada 2017 yang mencapai 51.393 BOEPD.
Penurunan produksi disebabkan berkurangnya blok migas yang ikut dikelola Saka Energi mulai 2018. Ada dua blok migas yang dikembalikan kepada pemerintah karena kontrak bagi hasilnya telah berakhir pada tahun lalu, yakni Blok Southeast Sumatra (SES) dan Sanga Sanga. Kedua blok tersebut diserahkan dan kini dikelola Pertamina.(RI)
Komentar Terbaru