Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP Chalid Said Salim (ketujuh dari kiri) dan GM Pertamina EP Asset 4 Agus Amperianto (kedelapan dari kanan) bersama manajemen Pertamina EP Asset 4 Donggi Matindok di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. (foto: dokumentasi Pertamina EP/dunia-energi)
BANGGAI– Pertamina EP Asset 4 Donggi Matindok Field, unit bisnis PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) sekaligus kontraktor kontrak kerja sama di bawah pengawasan SKK Migas, menjadi salah satu andalan dalam peningkatan produksi gas perusahaan sejak April 2016 melalui dua struktur aktif, yaitu Donggi dan Matindok.
Agus Amperianto, General Manager Pertamina EP Asset 4, mengatakan sepanjang 2018, Donggi Matindok Feild mencatatkan produksi gas rata-rata 98,6 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau 109% terhadap target 2018 dan kondensat 920 BCPD atau 113% terhadap target 2018.
“Untuk kuartal I 2019, Donggi Matindok Field mampu memproduksikan gas sebesar 99.7 MMSCFD, 102.8 % terhadap target 2019 dan produksi kondensat 854 BCPD, 109,4 % terhadap target 2019,” ujar Agus dala keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Jumat (17/5).
Chalid Said Salim, Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP, menambahkan produksi gas Pertamina EP secara nasional sekitar 970 MMSCFD dan Donggi Matindok Field menyumbang produksi 10% dari total produksi. “Tentunya hal ini memberi dampak positif bagi perusahaan,” kata Chalid.
Selain itu, untuk menjamin keberlangsungan industri hulu migas, Pertamina EP terus agresif untuk mencari dan menambah cadangan. Pada April 2019, Pertamina EP berhasil menemukan cadangan gas di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah melalui hasil pengeboran sumur eksplorasi Morea – 001 (MOR-001) dengan kedalaman akhir 2.300 meter.
“Tim Exploration Drilling Morea-001 melakukan uji produksi dengan Drill Stem Test (DST) pada batuan karbonat Formasi Mentawa. Dari pengujian tersebut mengalir gas sekitar 10 juta kaki kubik per hari dan diperkirakan akan lebih besar lagi,” ujar Chalid.
Pada 2018, dari hasil pengeboran sumur eksplorasi Wolai di area yang sama, Pertamina EP menemukan Sumber daya kontinjen (contingent resources) sekitar 250 miliar kaki kubik gas ditambah beberapa juta barel minyak.
Chalid mengatakan sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan, Pertamina EP juga melaksanakan beragam program lingkungan dan pengembangan masyarakat melalui beberapa program CSR.
“Terkait dengan lingkungan, dalam proses produksinya Donggi Matindok Field sudah melakukan pengelolaan pembuangan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan non B3 serta tidak melaksanakan pekerjaan yang dapat menimbulkan pencemaran. Hal tersebut dibuktikan dengan diperolehnya PROPER Biru tingkat Nasional hanya dalam 2 tahun sejak Donggi Matindok Field beroperasi di wilayah Kabupaten Banggai,” jelasnya
Agus menambahkan, dari sisi pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi, Pertamina EP melaksanakan seleksi untuk merekrut sebanyak 67 putra putri terbaik Kabupaten Banggai dalam penerimaan Pekerja Waktu Tidak Tertentu (PWTT) untuk mengoperasikan CPP Donggi dan CPP Matindok.
Selain itu, Pertamina EP juga berpartisipasi peningkatan kualitas hidup masyarakat antara lain dengan CSR peningkatan kualitas jalan sepanjang 17,6 KM, penyediaan bantuan sarana kesehatan Puskesmas, bantuan sarana pendidikan di beberapa sekolah, serta pendampingan usaha kecil masyarakat di sekitar wilayah operasi.
Sementara itu, bertepatan dengan kegiatan Safari Ramadhan PT Pertamina (Persero), Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina (Persero) Basuki Trikora Putra menyampaikan bahwa guna mendukung kinerja optimal perlu dilakukan sinergi yang kuat.
“Hilangkan silo-silo agar sinergi tercipta dengan baik, mumpung di bulan Ramadhan semoga yang kita lakukan menjadi berkah baik bagi pekerja maupun utamanya bagi perusahaan serta bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi,” ujar Basuki.
Berdasarkan dari komitmen perusahaan dalam hal produksi dan upaya penemuan cadangan migas baru dari sumur Wolai dan Morea serta kepedulian terhadap lingkungan, menambah keyakinan Pertamina EP akan potensi ketersediaan energi di Sulawesi khususnya Sulawesi Tengah.
Basuki mengatakan ke depan Pertamina harus menjadi tulang punggung ketahanan energi Indonesia. “Kami masih punya tugas yang banyak, persaingan makin berat dan kompetisi luar biasa. Maka dengan demografi pekerja yang masih tergolong milenial ini harus bisa memberi kinerja yang maksimal,” ujarnya. (DR)
Komentar Terbaru