JAKARTA – Lelang wilayah kerja atau blok minyak dan gas di Indonesia diklaim masih diminati. Ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang mengakses dokumen lelang migas.
Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan sejauh ini sudah ada 18 perusahaan yang melakukan akses.
Dari 18 perusahaan tersebut bahkan ada yang mengakses dokumen lebih dari satu blok, karena total ada 22 dokumen yang diakses. “Sudah ada 22 yang diakses dari 18 perusahaan. Luar negeri dan dalam negeri (perusahaan),” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (18/4).
Arcandra menyatakan bertambahnya jumlah perusahaan yang megakses dibandingkan pada akhir Maret lalu sebanyak 15 perusahaan lantaran sudah semakin sadar para perusahaan terhadap beberapa kebijakan baru dari pemerintah yang menawarkan kemudahan dan kepastikan dalam berinvestasi.
Salah satunya yang paling berkontribusi terhadap peningkatan gairah investasi sekarang ini adalah penerapan sistem kontrak gross split.
“Gross split, transparan dan cepat. investor makin mengerti bagaimana pemerintah dalam menawarkan blok migas ini makin memberikan kepastian investasi serta dengan tata waktu jelas,” kata Arcandra.
Menurut Arcandra, anggapan bahwa skema gross split tidak cocok untuk blok migas ekplorasi adalah sebuah miskonsepsi, karena sejauh ini sudah ada 14 blok migas yang laku menggunakan skema gross split. “Sudah ada 14 blok yang laku karena menggunakan skema gross split, dan ini untuk blok eksplorasi,” tukasnya.
Ada lima wilayah kerja atau blok migas yang ditawarkan oleh pemerintah pada tahun ini. Dari lima blok sebanyak tiga blok adalah blok eksplorasi dan dua lainnya blok produksi.
Tiga blok eksplorasi yang ditawarkan adalah Blok Andamas yang berlokasi di lepas pantai Kepulauan Riau. Bonus tanda tangan minimal US$2 juta dengan minimal komitmen kerja pasti diantaranya studi G&G dan pemboran satu sumur eksplorasi.
Blok West Ganal, lokasi lepas pantai Kalimantan Timur, dengan bonus tanda tangan minimal US$15 juta dan minimal komitmen kerja pasti, yakni kegiatan studi G&G, pemboran 3 sumur eksplorasi, lalu kegiatan survei seismik 3D 400 km2 dan seismik 2D 500 km. West Ganal merupakan blok bekas Makassar Strait yang diperluas.
Ketiga, Blok West Kaimana, lokasi daratan dan lepas pantai Papua Barat dan bonus tanda tangan minimal US$2 juta. Minimal komitmen kerja pasti studi G&G, pemboran satu sumur eksplorasi dan seismik 2D 200 km.
Dua blok produksi yang dilelang adalah Blok Selat Panjang yang terletak di onshore Riau dengan estimasi cadangan mencapai 26,1 MMSTB untuk minyak dan 62 BSCF untuk gas. Serta total sumber daya mencapai 1.861 MMBOE (P50). Produksi terakhir pada Februari 2018 hanya 1 barel per hari (bph).
Bonus tanda tangan ditetapkan sebesar US$5 juta dengan total komitmen kerja pasti sebesar US$ 62.991.080 untuk beberapa kegiatan seperti study G&G, survei seismik 2D sepanjang 500 km dan survei seismik 3D seluas 200 km2. Kontraktor yang berminat di Selat Panjang diwajibkan melakukan lima pengeboran sumur eksplorasi.
Blok West Kampar terletak di onshore Riau dan Sumatera Utara dengan perkiraan potensi cadanngan mencapai 8,3 MMSTB minyak dan sumber daya mencapai 4.322 MMBOE (P50). Blok tersebut terakhir kali berproduksi pada Maret 2017 dengan rata-rata produksi mencapai 112 bph.
Pemerintah menetapkan bonus tanda tangan untuk Bllok West Kampar sebesar US$5 juta dengan total komitmen kerja pasti lima tahun pertama yang disyaratkan mencapai US$64.433.080 untuk berbagai kegiatan seperti studi G&G, survei seismik 2D sepanjang 500 km dan survei seismik 3D seluas 200 km2 dan pengeboran enam sumur eksplorasi.
Sampai sekarang memang belum ada perusahaan yang mengembalikan dokumen lelang, namun menurut Arcandra perusahaan memang butuh waktu mempelajari dokumen. Ia optimis pengembaalian dokumen akan dimulai mendekati batas akhir penutupan pengembalian dokumen pada 25 April mendatang. “Belum (ada yang kembalikan) kan nanti ditunggu sampai 25 April,” kata Arcandra.(RI)
Komentar Terbaru