JAKARTA – Pelanggan yang memiliki daya diatas 200 kVA akan kembali mendapat potongan harga atau diskon tarif sebesar 30% hingga 2020. Diskon tarif diberikan saat penggunaan daya listrik saat Luar Waktu Beban Puncak (LWBP).
M Ikhsan Asaad, General Manager PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya), mengatakan salah satu sasaran utama program promo kali ini adalah para pelanggan premium, yakni golongan I3 dan I4 yang berasal dari sektor industri. Diskon akan diberikan sebesar 30% dari tarif normal Rp1.035 per kWh di luar jam beban puncak, yakni sejak pukul 22.00 hingga 07.00.
“Kalau industri I3 Rp1.035 per kWh itu tarif listrik di PLN. Diskonnya dipotong jadi misalkan Rp725 per kWh,” kata Ikhsan usai peluncuran promo LWBP di Jakarta, Selasa (9/4).
Pelanggan industri diharapkan bisa memanfaatkan program diskon tarif. Sebab, diskon akan meringankan pelanggan saat membayar listrik dan produksi bisa ditingkatkan.
Menurut Ikhsan, program diskon tarif tidak hanya menguntungkan bagi industri akan tetapi juga bagi PLN, lantaran PLN bisa mengoptimalkan pembangkit di luar waktu beban puncak.
Ketika beban puncak semua pembangkit PLN yang didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di sistem Jawa beroperasi dengan optimal. Namun setelah melewati beban puncak daya yang dibutuhkan turun drastis sehingga penyesuaian produksi listrik pun dilakukan. Hal ini ternyata tidak efisien dari sisi teknis.
“Pada saat beban puncak semua pembangkit kami hidupkan. Setelah beban puncak banyak pembangkit yang kami istirahatkan. Sayang, padahal PLTU tidak boleh naik turun (dayanya). Dengan makin banyaknya yang menggunakan listrik pada saat melewati beban puncak, tentu bisa perbaiki load factor kami,” ungkap Ikhsan.
Untuk wilayah Disjaya, beban puncaknya bisa mencapai 5.100 megawatt (MW), sementara di luar beban puncak kebutuhan listrik menurun drastis menjadi hanya sekitar rata-rata 3.200 MW.
“Jakarta itu beban puncaknya siang, Jawa Bali masih malam. Jakarta itu 5.100 MW beban puncak, kalau itu 30%-nya jadi turun sekali. Mirip-mirip saat libur,” kata Ikhsan.
Program diskon tarif sebenarnya sudah pernah dilakukan sejak 2015 hingga 2018, namun dilakukan evaluasi dan dihentikan sementara lantaran tidak terlalu banyak pelanggan yang memanfaatkan program tersebut. Dari sekitar 800 pelanggan industri besar, hanya sekitar 100 perusahaan yang memanfaatkan program tersebut.
“Waktu itu belum terlalu intens. kurang lebih 100 pelanggan. Kalau sekarang target sebanyak-banyaknya, kalau bisa semuanya (800 pelanggan industri),” kata Ikhsan.(RI)
Komentar Terbaru