JAKARTA – PT PLN (Persero) menegaskan aliran listrik telah menjangkau seluruh desa yang berada di wilayah Sumatera Barat. Hal itu ditandai dengan masuknya listrik di desa Bosua dan Beriulou kabupaten Kepulauan Mentawai.

Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN, mengatakan saat ini pasokan listrik di Provinsi Sumatera Barat dapat dikatakan aman dan andal.

Saat ini Sumbar memiliki pasokan listrik dengan kapasitas Pembangkit 703 MW dengan  beban puncak sebesar 593 MW. Selain dipasok dari pembangkit sendiri, Provinsi Sumatera Barat juga dipasok dari Sistem interkoneksi 150 kV.

“Untuk Kepulauan Mentawai saat ini dipasok dari 9 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang tersebar di beberapa kecamatan dengan total 43 unit mesin pembangkit yang beroperasi dengan kapasitas 5.345 kW  dan  beban puncak saat ini sebesar 3.364 kW,“ kata Wiluyo, Rabu (27/2).

Menurut dia, khusus untuk PLTD Tua Pejat yang memiliki 8 unit mesin pembangkit dengan daya terpasang 4.120 kW saat ini melayani beban puncak sebesar 1.688 kW sehingga surplus 1.187 kW.

PLN tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Sumatera Barat, melainkan juga siap mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Provinsi Sumatera Barat, khususnya Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui ketersediaan pasokan listrik.

“Meski banyak halangan dalam proses melistriki seluruh negeri, tentu sudah menjadi kewajiban dan harapan kami agar tidak ada lagi masyarakat yang tidak mendapatkan listrik mengingat listrik adalah kebutuhan vital dan sudah menjadi kewajiban bagi PLN untuk memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Wiluyo.

Program Listrik Desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai ini merupakan bagian dari Pogram Listrik Desa di seluruh regional Sumatera dimana pada tahun 2018 telah membangun sebanyak 1.954 kms Jaringan Tegangan Menengah, 1.710 kms Jaringan Tegangan Rendah  dan 647 gardu dengan kapasitas 50.000 kVA.

Infrastruktur tersebut dapat melayani kebutuhan listrik 378 desa di Regional Sumatera. Jaringan baru sepanjang 19,2 KMs (JTM) dan 7,7 KMs (JTR), serta memiliki 5 unit gardu dengan kapasitas 250 KVA (3 gardu di Desa Bosua sebesar 150 KVA dan 2 gardu di Desa Beriulou sebesar 100 KVA) kami harapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat kedua desa.

Menurut Wiluyo, dengan adanya program ini rasio elektrifikasi di Sumatera Barat meningkat 4.43% dari 88.53% menjadi 92.96% terhitung dari Desember 2017 hingga Desember 2018. Khusus di Kepulauan Mentawai, rasio elektrifikasi meningkat 13,43%  dari 43,07% menjadi 56,50%.

“Selain itu, rasio desa berlistrik Sumatera Barat 2018 telah mencapai 100% dengan rincian 1.141 desa (98.5%) berlistrik dari PLN dan 17 desa (1.4%) berlistrik non PLN dengan total 1.158 desa,” kata Wiluyo.(RI)