JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menegaskan tidak gentar jika ada pemain lain dalam bisnis jualan bahan bakar pesawat terbang atau avtur. Perusahaan migas pelat merah itu justru siap bersaing dengan menawarkan harga avtur yang bersaing dan kompetitif.
Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan dengan adanya regulasi batas atas avtur maka semua badan usaha yang ingin jualan avtur harus mengikuti aturan main tersebut. Pertamina percaya diri karena merupakan badan usaha terbesar yang memiliki infrastruktur memadai untuk menyediakan avtur di tanah air.
“Ya itu tantangan (pemain asing bisnis avtur), kami siap. Ya memang secara regulasi sudah dibuka, aturannya sudah ada lama. Jadi semua boleh masuk, tapi tentu ada persyaratannya karena harus punya infrastruktur,” kata Nicke saat ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jakarta, Senin (18/2).
Pertamina baru saja menurunkan harga avtur sebagai konsekuensi pemberlakukan aturan baru yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Harga avtur di beberapa bandara besar turun dari sebelumnya Rp 8.210 per liter menjadi Rp 7.960 per liter. Harga tersebut lebih rendah sekitar 26% dibanding harga avtur (published rate) di Bandara Changi Singapura yang terpantau per 15 Februari 2019 sekitar Rp 10.769 per liter.
“Tapi persaingan itu menjadi suatu hal yang bisa terjadi di mana-mana. Jadi tantangan dan kami siap,” tegas Nicke.
Menurut Nicke, Pertamina tidak pernah berniat untuk memonopoli bisnis avtur, karena kebetulan tidak ada badan usaha lain yang membangun infrastruktur bahan bakar disekitar bandara. Pertamina sebagai BUMN juga berinisiatif masuk ke bisnis avtur.
“Selama ini, karena di dalam regulasinya adalah penyuplai itu yang harus membangun infrastruktur, jadi itu tanggung jawab kami. Kami siapkan infrastruktur,” ungkapnya.
Rini Soemarno, Menteri BUMN, menegaskan untuk bisa bersaing dan memiliki harga avtur kompetitif maka Pertamina harus meningkatkan efisiensi.
Harga avtur terkadang berbeda-beda di setiap bandara, misalnya harga avtur si Soekarno-Hatta masih bisa bersaing ketat dengan Singapura. Namun hal yang sama ditemui di bandara wilayah lain. Ini tidak lain karena struktur biaya harga jual avtur setiap bandara juga berbeda-beda.
“Nah untuk jaga profitability, efisiensi yang dilakukan. Ini yang saya tekankan betul kepada BUMN. Lihat lagi cost structure-nya efisiensikan,” tandas Rini.(RI)
Komentar Terbaru