JAKARTA – Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini menyebutkan, perhitungan formula minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP) masih berada di kisaran USD 100 per barel. Asumsi ICP sebagai dasar penghitungan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) akan tetap di posisi itu, sepanjang kondisi geopolitik di Timur Tengah utamanya Iran stabil.
Sebelumnya, kata Wamen, harga rata-rata minyak mentah Indonesia bulan Desember 2012 berada pada angka USD 106,90 per barel. “ICP tetap aman selama Iran masih aman juga. Kisaran ICP akan tetap di USD 100,” jelasnya di kantor Kementerian ESDM, Jumat, 4 Januari 2013.
Stabilitas harga ini juga bergantung pada kondisi keterbukaan nuklir bawah laut Iran. Keterbukaan informasi dari Pemerintah Iran dapat berdampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia tahun ini, khususnya terhadap subsidi BBM.
“Kalau Timur Tengah atau Iran bermasalah, bisa saja harga meloncat USD 10 atau USD 20 dari ICP sekarang. Dengan begitu, subsidi BBM tidak akan stabil,” imbuhnya.
Perhitungannya, apabila ICP naik USD 10, maka APBN bertambah Rp 20 triliun. Pemerintah berharap kemungkinan ini tidak akan terjadi sehingga tidak mengganggu APBN.
Faktor geopolitik ini merupakan salah satu faktor perubahan harga ICP. Menurut Kementerian ESDM, ada beberapa faktor perubahan harga ICP ini. Pertama, peningkatan permintaan minyak mentah dan produk minyak pada musim dingin di negara-negara di belahan bumi utara. Kedua, respon positif pasar atas sejumlah indikator ekonomi di AS, Cina dan India. Dan Ketiga, ketidakstabilan kondisi geoploitik di Timur Tengah.
(CR – 1 / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru