JAKARTA – Jindi South Jambi B Co. Ltd anak usaha Hongkong Jindi Group Co., Ltd akan mengajukan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok South Jambi B pada 2019. Ini dilakukan sebagai upaya percepatan penemuan cadangan baru untuk dilanjutkan dengan produksi.
“Untuk PoD I kami targetkan bisa diajukan pada semester kedua tahun depan,” kata Song Zhizong, Direktur Utama Jindi South Jambi B usai menandatangani kontrak South Jambi B di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Kamis (20/12).
Untuk mendapatkan hak pengelolaan South Jambi B dari Conoco Phillips yang kontraknya habis pada 2020, Jindi harus membayar bonus tanda tangan sebesar US$5 juta dengan total Komitmen Kerja Pasti (KKP) selama lima tahun pertama sebesar US$ 60 juta.
Kegiatan untuk lima tahun pertama yang disepakati pemerintah dan Hongkong Jindi mencakup study G and G, seismik 2D 300 km, survey seismik 3D 400 km2 lalu pengeboran tiga sumur eksplorasi.
Zhizong mengatakan, Jindi meyakini potensi South Jambi B masih besar. Selain itu, beberapa struktur juga sudah dikembangkan oleh kontraktor terdahulu, sehingga tinggal melanjutkan kegiatan eksplorasi.
“Discovery sudah ada, lalu dua struktur sudah dikembangkan,” ungkapnya.
Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengatakan dukungan jika Jindi mau masuk berinvestasi lebih awal tanpa harus menunggu kontrak South Jambi B berakhir pada 2020. Itu tujuan pemerintah menetapkan kontraktor selanjutnya jauh sebelum kontrak berakhir. Namun komunikasi secara business to business dengan Conoco Phillips selaku pemilik kontrak saat ini tetap harus dilakukan Jindi.
“Gunakan uangnya sekarang juga boleh di blok, meski ada Conoco Phillips. Sama seperti Blok Rokan harus dilakukan intervensi sehingga penurunan tajamnya bisa ditahan atau bahkan produksi naik,” ungkap Arcandra.
Berdasarkan data yang dimiliki Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiata Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Blok South Jambi B memiliki cadangan gas, terdiri dari cadangan P1 sebesar 270 BCF, P2 439 BCF serta P3 823 BCF. Untuk cadangan minyak tercatat 0,6 juta barel.(RI)
Komentar Terbaru