JAKARTA – Pemanfaatan gas untuk domestik diproyeksi akan terus meningkat, meskipun pertumbuhannya berjalan lambat lantaran fokus penggunaan hanya untuk beberapa sektor. Padahal, ada cara selain memasok gas dalam volume besar yakni dengan memanfaatkan industri Liquefied Natural Gas (LNG) skala mini.
Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebutkan saat iniĀ penggunaan gas untuk domestik sudah mencapai 60% atau sudah dominan dibanding gas yang ditujukan ekspor.
Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas, mengatakan saat ini sebagian besar pemanfaatan gas domestik masih didominasi pasokan yang memanfaatkan pipa.
“Harus diakui pertumbuhan LNG lebih lambat melalui pipa. Infrastruktur jadi kunci,” kata Amien disela pelaksanaan workshop pemanfaatan LNG mini di Kantor SKK Migas Jakarta, Kamis (1/11).
Menurut Amien, sebagian besar sumber LNG berasal dari Bontang dan Tangguh, sementara kebutuhannya berada di Indonesia Barat, seperti di Pulau Jawa dan Sumatera. Untuk itu perlu solusi membawa LNG Bontang dan Tangguh ka Jawa dan Sumatera.
Selama ini ada yang tidak diantisipasi dalam pengembangan infrastruktur gas, yakni dari sisi transportasi yang harusnya menggunakan kapal atau kontainer khusus untuk mengangkut LNG, tapi sampai sekarang ketersediaannya masih sangat minim.
“Kok kayaknya galangan kapal kita tidak pernah buat kapal LNG, berarti ada yang kita lupakan. Pabrikasi kita enggak ada yang bikin LNG kontainer,” ungkap Amien
Dia menambahkan pada 2015 SKK Migas sudah sempat mendorong industri galangan kapal untuk mengembangkan penyediaan karena teknologi sebenarnya sudah tersedia.
“Teknologi mudah, galangan kapal siap. Tapi yang saya heran sampai sekarang enggak ada yang bikin. ISO tank LNG kontainer juga sudah ada di Cikarang, artinya sudah bisa tapi enggak ada yang buat,” kata Amien.
Kondisi itu menurut Amien tidak lepas dari belum adanya pasar dalam bisnis LNG mini yang disebabkan minimnya informasi terkait potensi bisnis LNG.
Alur bisnis LNG skala mini relatif sederhana. Gaas dari Bontang disalurkan melalui kapal-kapal dan kontainer LNG untuk kemudian disimpan di terminal kemudian dari terminal LNG bisa langsung disalurkan ke komsumen menggunakan ISO Tank. Kemudian LNG diolah kedalam setiap selinder dan bisa langsung digunakan.
Dengan alur seperti itu, bisnis LNG skala mini juga turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena dengan banyak keterlibatan pihak maka tercipta lapangan kerja.
Untuk harga tidak bisa dipastikan karena penetapannya tetap melalui business to business.
Penggunaan LNG dalam skala mini sebenarnya sudah diinisiasi oleh beberapa perusahaan niaga seperti pusat perbelanjaan ataupun hotel untuk kebutuhan bahan bakarnya.
Pasokan LNG ke Hotel Hilton di Bandung dan Balcony Mall dapat dijadikan sebagai contoh penggunaan LNG skala mini secara komersial
“Yang sekarang kan ini baru sedikit nih. Padahal hotel kan ada ribuan. Mall ada ribuan. Perumahan ada ribuan juga,” kata Amien.(RI)
Komentar Terbaru