JAKARTA – Harga emas masih berpotensi tertekan, meski pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) menguat seiring technical buying investor. Divisi COMEX New York Mercantile Exchange mencatat kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, naik US$2,4 atau 0,2% menjadi US$1.202,2 per ounce.
Aksi beli emas investor dipengaruhi berita utama perdagangan dan data ekonomi yang beragam, ketika pembicaraan Amerika Serikat dengan Kanada tentang masa depan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Greenback seperti dikutip Antara dari Xinhua mencatat tekanan terhadap logam mulia. Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,11% menjadi 95,24 pada pukul 19.30 GMT. Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan turun. Emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, mengatakan emas kesulitan mempertahankan pesona safe haven tahun ini walaupun ketegangan dagang global yang semakin memburuk menekan optimisme investor serta memicu penghindaran risiko.
Aksi pasar bearish di beberapa bulan terakhir menyoroti bahwa arah emas tetap sangat dipengaruhi kinerja dolar. Dolar didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS, sehingga logam mulia ini mungkin akan terus melemah.
Perlu diperhatikan pula bahwa Dolar telah mencuri pesona safe haven emas, terlihat dari fakta bahwa investor kini berpaling ke dolar di saat ketidakpastian meningkat. Meninjau bahwa permintaan emas di pasar berkembang juga dipengaruhi dolar dan ketegangan dagang global, dapat dipahami mengapa harga emas tetap sangat tertekan.
“Prospek emas jangka pendek dan menengah tetap ditentukan kinerja dolar Amerika Serikat, spekulasi kenaikan suku bunga, dan perkembangan dagang global,” kata Lukman dalam laporannya, Rabu (12/9).
Federal Reserve akan menaikkan suku bunga di bulan September dan mungkin Desember, sehingga emas masih dapat semakin melemah. Emas diperkirakan masih berpotensi bergerak ke bawah mencoba leval US$1.185 dan US$1.160 per ounce.(AT)
Komentar Terbaru