Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan sebanyak 112 TBBM disiapkan untuk mengimplementasi B20, termasuk solar Non PSO. Selanjutnya untuk memastikan produk dapat digunakan konsumen akhir, terutama pada mobil pribadi berbahan bakar diesel, maka manajemen meninjau kesiapan fasilitas dan pengelolaan SPBU yang umumnya dikelola oleh mitra bisnis Pertamina.
“Ujung tombak kesuksesan implementasi B20 salah satunya ada di SPBU, sehingga kami perlu dukungan pengusaha SPBU agar mereka dapat memaksimalkan penjualan solar 20%. Tapi secara prinsip, outlet SPBU kami sudah siap pasarkan B20,” kata Nicke di SPBU Kuningan Jakarta, Senin (3/9).
Menurut Nicke Widyawati, penerapan B20 Non PSO di Jakarta merupakan wilayah yang potensial karena hingga saat ini terdapat 216 SPBU yang menjual produk diesel. Dengan kebijakan baru tersebut, Pertamina akan menjual B20 di 174 SPBU.
“Penjualan B20 di Jakarta akan dipasok dari Terminal BBM Jakarta Group yang telah mampu menyediakan 80,1 ribu kiloliter (KL),” ungkap Nicke.
Berdasarkan ketentuan, apabila badan usaha BBM tidak melakukan pencampuran, dan badan usaha BBN tidak dapat memberikan suplai FAME (Fatty Acid Methyl Ester) ke badan usaha BBM akan dikenakan denda yang cukup besar, yaitu Rp. 6.000 per liter. Untuk itu Nicke menegaskan komitmen Pertamina untuk menjalankan kebijakan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Namun demikian kata Nicke, produk B0 masih berlaku untuk beberapa produk. Pengecualian juga dapat diberlakukan, terutama terhadap pembangkit listrik yang menggunakan turbine aeroderivative, alat utama sistem senjata (alutsista), dan perusahaan tambang yang berlokasi di ketinggian, termasuk produk solar kualitas tinggi yang dimiliki Pertamina.
“Pada produk solar tertentu masih terdapat pengecualian digunakan B0, khususnya produk setara Pertadex atau diesel pemium,” ungkapnya.
Sebagai BUMN utama di sektor migas, Nicke berharap perluasan penggunaan B20 pada produk BBM diesel ini dapat mendorong penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan bagi kendaraan pribadi. “Sekaligus dapat mengurangi impor BBM sehingga akan berdampak pada perbaikan neraca perdagangan dan penggunaan devisa negara,” kata Nicke.(RI)
Komentar Terbaru