JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan segera mengaplikasikan penggunaan teknologi informasi (information technology/IT) dalam penyaluran bahan bakar minyak (BBM). Dengan begitu volume BBM yang disalurkan akan langsung tercatat secara real time dan langsung dapat disajikan kepada pemerintah.
Nicke Widyawati, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina, mengatakan penggunaan IT dikhususkan pada BBM penugasan dan subsidi dari pemerintah, yakni Premium dan Solar. Nantinya sebuah alat akan dipasangkan di nozzle BBM, sehingga akan tercatat langsung volume BBM yang disalurkan berikut dengan data kendaraan.
Pertamina mengakui perlu waktu untuk mewujudkan mekanisme modern tersebut. Apalagi mengingat banyaknya jumlah SPBU Pertamina.
“Berharap tahun ini sudah ada. Kami pilih wilayah, mapping SPBU sendiri, mana yang paling siap akan jalankan tahun ini,” kata Nicke saat menggelar konferensi pers di kantor Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Jakarta, Rabu (16/5).
Untuk menindaklanjuti rencana tersebut sudah dibentuk working group yang bertugas mempersiapkan seluruh kebutuhan. Serta mewujudkan rencana tersebut mulai dari mekanisme pembiayaan penyediaan alat, sistem aplikasi hingga rencana untuk menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya untuk berkolaborasi.
“Sedang dihitung, kami kerja sama dengan BUMN working group sedang dikerjakan,” tukas Nicke.
Jika sukses berjalan, maka sistem ini jelas akan meningkatkan performa Pertamina dari sisi keakuratan data penyaluran premium dan solar. Serta juga bisa mempercepat proses verifikasi data yang biasanya dikerjakan secara manual.
Nicke mengatakan selama ini untuk cek volume, BPH Migas melakukanĀ random checkin. sekarang iniĀ dari sekitar 7.000 SPBU, hanya sekitar 200-400 SPBU yang dirandom.
“Tidak bisa semua, mungkin 200-400 SPBU saja. Karena itu akurasi volume ini jadi kurang akurat, dengan nozzle akan lebih akurat dan bisa real time. Bisa mendeteksi kecurangan? Iya, ini untuk nozzle yang untuk subsidi agar tepat sasaran,” ungkap dia.
Fanshurulah Asa, Kepala BPH Migas menyambut baik rencana penerapan IT nozzle oleh Pertamina. BPH Migas tidak mau rencana ini hanya jalan ditempat dan mati ditengah jalan layaknya proyek Radio Frequency Identification (RFID).
“Setiap nozzle Pertamina akan ada pasang IT, bisa connect langsung ke BPH Migas, terutama BBM bersubsidi. Pertamina sekarang menyanggupi. Kami komit dulu, investasi nanti,” tegas Fanshurullah.(RI)
Komentar Terbaru