JAKARTA – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Satya Widya Yudha mengungkapkan, negara akan mampu menghemat anggaran hingga Rp 13,5 triliun per tahun, jika melakukan pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menggunakan Sistem Monitoring dan Pengendalian (SMP) berbasis IT (Information Technology/teknologi informasi).
Satya menyebutkan, pembengkakan konsumsi BBM bersubsidi terjadi dalam rentang waktu lima tahun terakhir. Ditandai meningkatnya tingkat penggunaan kendaraan bermotor. Menurutnya pembatasan konsumsi BBM bersubsidi belum efektif, dibuktikan dengan pembobolan, penyelundupan, dan penimbunan yang masih terus berlangsung.
“Penggunaan SMP IT dapat menghentikan itu. Teknologi tersebut mampu mengidentifikasi mobil-mobil tertentu yang selama ini ditandai pembatasan konsumsinya,” ujar Satya disela menjadi pembicara Seminar Energy Outlook 2013 di Wisma Antara Jakarta, Senin, 10 Desember 2012.
Dengan demikian, lanjutnya, negara akan menghemat. Tidak tanggung-tanggung, kata Satya, penghematan bisa mencapai Rp13,5 triliun apabila negara mau menerapkan sistem teknologi tersebut.
“Kuota BBM bersubsidi APBN 2013 sebanyak 46 juta Kiloliter (KL) seharusnya tak akan terlampaui, karena kita menekan adanya penyelundupan dan penimbunan dengan penggunaan IT tersebut,” jelasnya.
Politisi asal Fraksi Partai Golkar ini menambahkan, SMP IT ini telah diterapkan di dua wilayah di Kalimantan. Diharapkan penggunaan sistem IT dapat diberlakukan di seluruh Indonesia. Efisiensi sistem ini dapat menghemat konsumsi BBM sampai 1,5 juta KL per tahun.
Sebelumnya, Sabtu, 8 Desember 2012, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, pihaknya akan menguji coba penggunaan SMP IT untuk menekan penyelewengan konsumsi BBM bersubsidi. Ia mengaku, langkah itu merupakan rekomendasi Komisi VII DPR, agar kuota BBM bersubsidi 2013 tidak kembali jebol.
“Kita akan uji coba dalam waktu dekat ini, dari sana kita perhatikan tren, setelah itu kita pasang alat deteksi di masing-masing SPBU dan untuk mengetahui isi volume pada tiap-tiap kendaraan berapa, kalau aparat minta data kita akan kasih laporannya,” kata Hanung.
(CR – 1 / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru