JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menjamin stok nasional bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi saat ini, cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Kondisi itu dengan syarat pembelian dilakukan secara normal. Konsumen pun diimbau tidak panik dan tidak membeli secara berlebihan.
Hingga saat ini, seluruh jajaran Pertamina masih terus berkonsentrasi menormalkan kembali distribusi BBM bersubsidi, pasca dicabutnya kebijakan penjatahan (kitir) pada 25 November 2012. Sebelumnya, kebijakan itu diberlakukan untuk menghindari jebolnya kembali kuota BBM bersubsidi, yang terus terjadi setiap tahun.
Dengan pertimbangan munculnya kerawanan sosial akibat penjatahan, kebijakan itu pun dicabut, dan normalisasi dilakukan Pertamina. Pada Sabtu, 1 Desember 2012, VP Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir melaporkan, pasokan BBM bersubsidi ke masyarakat berangsur pulih.
Ali juga mengatakan, pasokan BBM bersubsidi dipertahankan tetap di atas rata-rata normal, untuk memastikan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Informasi terakhir menyebutkan, pasokan untuk SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) masing-masing mencapai 103% dari pasokan normal untuk Premium, dan 104% untuk Solar. Meningkat dari sebelumnya rata-rata 102%.
“Jika pembelian dilakukan secara normal, kami yakin BBM bersubsidi cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Sekali lagi kami mengharapkan, masyarakat membeli BBM bersubsidi sesuai kebutuhan saja. Tidak perlu membeli secara berlebih karena BBM bersubsidi cukup tersedia di SPBU, dan Pertamina menjamin pasokan aman,” tandas Ali.
Ia menambahkan, sejak kebijakan pemerintah untuk menjatah BBM bersubsidi dicabut sementara pada 25 November 2012, Pertamina telah melakukan normalisasi. Namun normalisasi pasokan tersebut memang memerlukan waktu tidak cukup sehari. Apalagi di daerah-daerah luar Jawa yang minim infrastruktur, atau di Jakarta yang kerap terkendala oleh kemacetan.
Ali mengaku melihat adanya kecenderungan masyarakat membeli BBM bersubsidi secara berlebih, akibat informasi yang simpang siur soal kemananan pasokan. Informasi itu direspon masyarakat dengan panik, sehingga menimbulkan rush (pembelian berlebihan). Akibatnya terjadi lonjakan pembelian seketika di SPBU-SPBU, sehingga stok BBM bersubsidi di SPBU cepat berkurang.
“Jadi kami imbau sekali lagi, masyarakat tidak perlu terpancing informasi yang tidak bertanggung jawab. Pertamina akan terus bekerja keras untuk memastikan pasokan BBM bersubsidi hingga ke SPBU, selalu dalam kondisi aman,” tegasnya lagi.
Back Up Jawa Bagian Barat
Pertamina juga memberikan perhatian penuh pada pasokan BBM bersubsidi di Ibukota, yang paling padat penduduknya. Untuk memastikan hal itu, pasokan BBM bersubsidi untuk Jakarta dan sekitarnya, di-back up (dibantu) oleh Pertamina Pemasaran Jawa Bagian Barat (JBB).
General Manager Pemasaran JBB, Hasto Wibowo menandaskan, upaya pemulihan penyaluran BBM bersubsidi menjadi prioritas utama Pertamina Pemasaran JBB. Terminal BBM Plumpang yang melayani distribusi BBM untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, memiliki stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan ketahanan stok yang berada pada level 17 – 20 hari.
Menurutnya, stok BBM di Terminal BBM Plumpang ditopang sepenuhnya oleh pasokan BBM melalui tanker dan pipanisasi dari Refinery Unit VI Balongan, Jawa Barat. Selain itu, Pertamina juga telah menambah jumlah armada mobil tanki, serta melakukan optimalisasi ritase armada mobil tanki, agar proses pemulihan penyaluran BBM subsidi ini lebih cepat terealisasi.
Hasto menambahkan, penyaluran BBM Subsidi jenis Premium di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) telah disalurkan lebih dari 25% dari kebutuhan normal. Demikian pula dengan BBM Subsidi jenis Solar. Hal ini dimaksudkan untuk mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat, serta meningkatkan ketahanan stok BBM di SPBU.
“Kami mengimbau masyarakat untuk membeli BBM sesuai kebutuhan, dan tidak perlu melakukan panic buying (membeli berlebih karena panik, red). Pertamina Pemasaran JBB saat ini tidak melakukan pembatasan penyaluran BBM subsidi dan akan memenuhi kebutuhan BBM bagi masyarakat,” tegasnya.
(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)
Komentar Terbaru