JAKARTA – Penurunan penjualan bahan bakar minyak (BBM) berdampak pada turunnya pendapatan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) tahun lalu sebesar 23 persen. AKR, emiten penyedia jasa untuk solusi mata rantai suplai yang terintegrasi di bidang bahan bakar minyak (BBM) dan bahan kimia dasar, membukukan pendapatan Rp15,21 triliun sepanjang 2016, dibanding tahun lalu yang meraih Rp19,76 triliun.
Penjualan BBM tercatat turun 29,52 persen dari Rp10,29 triliun pada 2015 menjadi Rp14,6 triliun pada tahun lalu. Demikian pula penjualan sorbitol, tepung dan turunannya serta produk lainnya, turun dari Rp774,72 miliar menjadi Rp586,88 miliar.
Penurunan pendapatan juga terjadi pada jasa logistik dari Rp785,32 miliar menjadi Rp712,05 miliar. Hanya penjualan tanah di kawasan industri yang tercatat naik dari Rp128,6 miliar menjadi Rp271,07 miliar.
Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur AKR, mengatakan fluktuasi harga minyak dan komoditas telah berdampak pada pendapatan perseroan. “Namun perseroan berhasil meningkatkan margin keseluruhan seiring pengendalian biaya yang memadai,” ujar Haryanto.
AKR membukukan laba bersih Rp1,01 triliun pada tahun lalu, tidak terpaut jauh dengan realisasi 2015 sebesar Rp1,03 triliun. Keberhasilan mempertahankan kinerja laba bersih terutama ditopang laba selisih kurs sebesar Rp28,54 miliar dibanding 2015 yang membukukan rugi selisih kurs hingga Rp63,24 miliar.
Selain itu, beban keuangan yang berhasil ditekan menjadi Rp63,96 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp115,82 miliar ikut membantu perseroan berhasil menjadi raihan laba bersih ditengah penurunan pendapatan.
Menurut Haryanto, selama tahun ini telah memulai berbagai inisiatif strategis untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis. Selain pertumbuhan di sektor industri, perusahaan berencana untuk memperluas bisnisnya di retail dan memasok kebutuhan bahan bakar di industri penerbangan nasional dengan menjalin kerja sama dengan BP.
“Kami juga sangat senang dengan kemajuan proyek JIIPE mengamankan kepentingan domestik dan perusahaan asing yang telah mendaftar untuk mendirikan industri di Kawasan Industri,” kata dia.(AT)
Komentar Terbaru