JAKARTA – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), emiten kontraktor jasa tambang melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) hanya akan menerbitkan surat utang senilai US$350 juta dari rencana awal US$500 juta. Padahal, dana hasil penerbitan surat utang akan digunakan untuk membiayai kembali (refinancing) utang BUMA senilai US$507,38 juta.
Untuk menutup kekurangan dana tersebut, kas internal dan fasilitas pembiayaan berulang The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ,Ltd senilai US$100 juta akan digunakan BUMA. Fasilitas pembiayaan yang ditandatangani pada 7 Februari 2017 tersebut terdiri dari fasilitas berjangka sebesar US$50 juta dan fasilitas pinjaman berulang sebesar US$50 juta. Fasilitas pembiayaan tersebut memiliki tingkat bunga LIBOR + 3 persen per tahun.
Berdasarkan laporan keuangan Delta Dunia per 30 September 2016 utang BUMA terdiri dari fasilitas Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) sebesar US$507,38 juta, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) dengan saldo US$13,15 juta. Keduanya akan jatuh tempo pada 31 Desember 2019.
Errinto Pardede, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Delta Dunia, mengatakan dana bersih hasil penerbitan surat utang dan penerimaan fasilitas berjangka. Serta pinjaman berulang serta didukung kas internal BUMA akan dipergunakan untuk melunasi kewajiban utang BUMA.
“Kegiatan ini memungkinkan BUMA untuk memperpanjang profil jatuh tempo utang, mengurangi amortisasi dan meningkatkan arus kas. Serta meningkatkan fleksibilitas operasional untuk mendukung pertumbuhan BUMA ke depan,” ungkap Errinto, Rabu (8/2).
BUMA telah menyelesaikan roadshow dan pricing sehubungan rencana penerbitan surat utang. Pada bookbuilding 6 Februari 2017, tercatat jumlah pemesanan lebih dari US$2,2 miliar dari 185 pihak, sehingga mengalami kelebihan pemesanan (oversubscription) sebanyak 6,3 kali.
Berdasarkan hasil pricing, total nilai surat utang yang akan diterbitkan sebesar US$350 juta dengan tingkat suku bunga sebesar 7,75 persen per tahun.
“Surat utang berjangka waktu lima tahun dan akan jatuh tempo pada 2022,” kata Errinto dalam keterbukaan informasinya.
Perseroan telah menunjuk J.P.Morgan (SEA) Limited, Merrill Lynch (Singapore) Pte, Ltd dan Morgan Stanley (Singapore) Pte sebagai joint lead managers dan bookrunners dalam penerbitan surat utang.
Delta Dunia melalui BUMA sepanjang 2016 mencatat produksi batubara milik klien 35,1 juta ton, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 33,2 juta ton. Pelanggan utama perseroan telah menjalin kontrak kerja jangka panjang yang berkesinambungan, seperti PT Berau Coal, PT Adaro Indonesia dan PT Kideco Jaya Agung yang rata-rata baru berakhir pada 2018-2019.
Selain kemitraan jangka panjang, pada 2015 Buma berhasil mendapatkan dua pelanggan baru, yakni PT Multi Tambangjaya Utama dan PT Sungai Danau Jaya.(AT)
Komentar Terbaru