DUBAI – Pemerintah Indonesia telah menaikkan target penggunaan energi baru terbarukan dalam bauran energi 2015 menjadi 25,9%. Terget baru ini akan dipaparkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik paa hari kedua World Energy Forum di Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa, 23 Oktober 2012 waktu setempat.
Forum itu sendiri akan berlangsung 22 – 24 Oktober 2012 ini dihadiri oleh sekitar 2.000 peserta yang terdiri dari Kepala Negara, Menteri Energi, Pejabat Teras, dan CEO perusahaan global energi terbarukan.
Jero Wacik diagendakan berbicara pada hari kedua (Selasa, 23 Oktober 2012) pukul 08.30-09.30 dalam sesi Ministers’ Roundtable on Fossil Fuel bersama para menteri-menteri bidang energi negara lain seperti, Mohammed Hamad Al Rumhi, Menteri Minyak dan Gas Kesultanan Oman, Jaipal Reddy, Menteri Minyak dan Gas India, Mohammed bin Dha’en Al Hamili, Menteri Energi Uni Emirat Arab, Patrick Sendelo, Menteri Tanah, Pertambangan dan Energi Republik Liberia, Adama Toungara, Menteri Pertambangan, Minyak dan Energi Republik Pantai Gading dan Karim Aftan Al Jumaili, Menteri Kelistrikan Republik Irak.
Roundtable antar menteri energi membahas peran penting minyak, gas bumi, dan batubara dalam ekonomi global, tantangan-tantangan lingkungan, serta strategi yang dilakukan pemerintah dan industri dalam mitigasi eksternalitas negatif.
Dalam pidatonya, Menteri ESDM akan menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan sebuah konsep revisi ketentuan kebijakan energi dengan mentargetkan elastisitas energi kurang dari 1 dan mengoptimumkan target bauran energi pada tahun 2025 dengan meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan menjadi 25,9%. Sebelumnya porsis energi terbarukan pada bauran energi 2025 hanya 25%.
Pemerintah Indonesia juga telah mengadopsi suatu kebijakan manajemen energi dan sumber daya mineral. Hal ini menjadi acuan utama nasional yang bertujuan untuk membangun ketahanan energi melalui peralihan paradigma yang sebelumnya kebijakan ini hanya berorientasi di sisi pasokan (Supply Side Management) menjadi kebijakan yang selain memperhatikan sisi pasokan juga mengatur sisi permintaan (Demand Side Management).
Target elastisitas energi dan bauran energi nasional juga sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% secara BAU dengan kemampuan sendiri pada tahun 2020 atau dapat ditingkatkan menjadi 41% dengan dukungan internasional.
Menteri ESDM menekankan perlunya kerja sama regional yang meliputi pengembangan sumber daya dan infrastruktur energi, penerapan teknologi baik di sisi pasokan maupun di sisi permintaan, optimalisasi bauran energi dan peningkatan kepedulian terhadap emisi karbon. “Diversifikasi konsumsi bahan bakar fosil ke bahan bakar non minyak bumi diperlukan untuk menjamin ketahanan energi dunia,” lanjut Menteri ESDM.
Dikarenakan potensi energi non fosil (energi terbarukan) lebih tersebar di hampir semua negara (kualitas dan jumlahnya bisa berbeda), maka, Menurut Menteri ESDM, komitmen yang kuat dan konsistensi dari Pemerintah diperlukan dalam mendukung pengembangan jangka panjang energi terbarukan.
World Energy Forum adalah Organisasi Internasional Non-Profit yang mempromosikan kegiatan-kegiatan di bidang hemat energi dan energi bersih dalam kerangka sustainable development. Organisasi ini didirikan oleh Prof. Harold Hyuk-Suk pada tahun 2008. Sesuai dengan penetapan tahun 2012 sebagai International Year of Sustainable Energy for All oleh PBB, salah satu tujuan utama forum ini adalah menyusun roadmap sustainable energy mix yang dapat memacu perkembangan ekonomi dan sosial global.
(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru