JAKARTA- PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, memiliki komitmen tinggi dalam pengembangan masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab sosial dan lingkungan (corporate social responsibility/CSR) di semua area operasi perusahaan. CSR Pertamina adalah bentuk investasi perusahaan untuk kelangsungan organisasi agar tidak tumbuh sendiri melainkan berkembang dengan masyarakat sekitar dan saling memberikan manfaat (fair shared value).
“CSR tidak lagi menjadi sebuah kewajiban dari perusahaan, tapi justru menjadi kebutuhan untuk membangun sustainable growth perusahaan ke depan. Pemerintah juga mempunyai komitmen terhadap lingkungan karena itu kami dukung,” ujar Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, Kamis (24/11).
Menurut Dwi, CSR Pertamina memiliki visi, yaitu menuju kehidupan lebih baik dengan dua misi yang ditargetkan. Pertama, melaksanakan komitmen perusahaan atas tanggung jawab sosial dan lingkungan yang akan memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Kedua, melaksanakan tanggung jawab perusahaan dan kepedulian sosial untuk pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.
“Secara internal, tujuan CSR Pertamina adalah membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan semua pemangku kepentingan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan, terutama dalam membangun reputasi perusahaan,” ujar Dwi.
Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, menambahkan tanggung jawab sosial dan lingkungan Pertamina adalah program yang berkelanjutan, memprioritaskan penerima manfaat di sekitar wilayah terdekat operasional perusahaan dan daerah terkena dampak, bertanggung jawab terhadap dampak operasi, mengembangkan energi ramah lingkungan (energi hijau), serta dikomunikasikan dengan pelaksanaan sosialisasi dan publikasi yang efektif.
CSR Pertamina mencakup empat inisiatif pemberdayaan, yaitu peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan kesehatan, peningkatan kualitas lingkungan hidup, peningkatan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat serta melaksanakan suatu program khusus, yaitu Pertamina Peduli yang merupakan kepedulian perusahaan terhadap para korban bencana alam yang terjadi di Tanah Air.
“Kegiatan CSR yang dilaksanakan Pertamina juga diarahkan untuk mendukung pencapaian Proper Hijau dan Emas di unit-unit operasi dan anak perusahaan untuk pertumbuhan nilai korporasi,” katanya.
Pada 2015, dari 12 perusahaan penerima Proper Emas, Pertamina meraih enam Proper. Proper Emas masing-masing diraih oleh PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang- Jawa Barat dan PT Badak NGL – Kalimantan Timur, Refinery Unit VI Balongan– Jawa Barat, Terminal BBM Rewulu – Jawa Tengah, serta dua operasi hulu migas, yaitu PT Pertamina EP Field Subang – Jawa Barat dan PT Pertamina EP Field Rantau – Aceh.
“Raihan Proper Emas itu menunjukkan bahwa Pertamina sukses dalam pengelolaan lingkungan hidup di kegiatan operasinya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi,” kata Wianda.
Pertengahan tahun ini, Pertamina juga menyabet penghargaan dalam enam kategori di ajang Indonesia Green Awards (IGA) 2016. Keenam kategori tersebut, yaitu Penyelamatan Sumber Daya Air, Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan, Mengembangkan Keanekaragaman Hayati, Pelopor Pencegahan Polusi, Pengelolaan Sampah Terpadu, dan Penginspirasi Komunitas. Dengan demikian, Pertamina juga meraih The Best Indonesia Green Awards 2016.
“Pencapaian ini akan menjadi tantangan bagi Pertamina untuk meraih yang lebih baik ke depannya, minimal mempertahankannya,” katanya.
Risna Resnawaty, pakar CSR dari Universitas Padjadjaran, menilai prestasi Pertamina meraih enam Proper Emas pada tahun lalu sangat luar biasa. Hal ini menegaskan bahwa Pertamina merupakan perusahaan milik bangsa Indonesia yang sangat peduli terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
“Prestasi yang diraih merupakan gambaran bahwa Pertamina telah benar-benar bekerja keras turut berkontribusi dalam pembangunan negeri ini,” ujarnya.
Apabila dilihat dari pelaksanaan CSR oleh Pertamina dari waktu ke waktu, tambah Risna, Pertamina saat ini menitikberatkan program CSR peningkatan kemandirian masyarakat dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Program CSR Pertamina sudah tidak lagi didominasi oleh kegiatan bantuan (charity) yang menyebabkan ketergantungan dari masyarakat terhadap perusahaan.
“Program CSR yang telah dilakukan Pertamina lebih banyak pada sisi Plus-nya, antara lain dapat dijadikan sebagai model bagaimana sebuah program CSR dapat menjadi solusi bagi permasalahan di wilayah setempat,” kata Risna yang juga Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad.
Menurut Risna, selama ini tidak pernah ada ketentuan yang menyatakan harus berapa besar dana CSR digelontorkan oleh sebuah perusahaan. Besarnya dana CSR sangat ditentukan oleh kemampuan, kebijakan internal, good will, serta altruisme dari perusahaan.
Semakin besar persentase dana CSR yang dikeluarkan tentu akan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Tantangannya adalah seberapa besar dana tersebut digunakan untuk CSR yang benar-benar memberdayakan.
“Sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat dan mampu meraih proper emas, Pertamina dapat menjadi contoh baik bagi perusahaan milik negara lainnya maupun bagi perusahaan swasta dalam pelaksanaan CSR yang berkelanjutan,” kata Risna.(RA/RI)
Komentar Terbaru