JAKARTA-  Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendukung optimalisasi penggunaan energi panas bumi antara lain dengan merekomendasikan pembentukan BUMN yang berfokus pada pengembangan panas bumi. Agus Hermanto, Wakil Ketua DPR, mengatakan pembentukan BUMN khusus yang menangani panas bumi karena saat ini hanya PT Pertamina Geothermal Energy, anak usaha PT Pertamina (Persero) dan PT Geo Dipa Energi serta PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN (Persero), yang melakukan pengelolaan potensi panas bumi.
“Potensi yang dihasilkan dari pengelolaan panas bumi di Indonesia masih sangat besar, dan memerlukan BUMN khusus untuk mengelolanya secara optimal,” ujarnya.

Agus berharap pemerintah juga dapat mendukung penuh upaya pembentukan BUMN pengelola energi panas bumi agar potensi yang dimiliki Indonesia juga bisa dikelola dengan baik. “Jika bergantung pada energi fosil lama-kelamaan akan habis,” katanya.

Dia juga menyatakan, pemerintah dapat melakukan kegiatan eksplorasi panas bumi dari sarana pembiayaan dan investasi dengan menggunakan fasilitas pendanaan yang ada seperti dana panas bumi di PT Sarana Multi Infrastruktur dan dana hibah serta pinjaman dari luar negeri.

Selain itu, menurut Agus,  perlu adanya penguatan kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk melakukan pemetaan, verifikasi lapangan dan studi zona untuk wilayah kerja panas bumi pada zona inti, serta perlunya aturan tentang pelarangan alih kontrak kerja operasi panas bumi secara menyeluruh dan pencabutan izin wilayah kerja panas bumi yang tidak melakukan kegiatannya.

Pertamina Geothermal Energi saat ini adalah pengembang listrik panas bumi terbesar kedua di Tanah Air setelah Chevron Geothermal Indonesia Ltd.  Hingga kuartal III 2016, produksi listrik Pertamina Geothermal mencapai 2.233 Giga Watt Hour (GWh), melampaui target perseroan sebesar 2.216 GWh.

“Hingga akhir 2016, PGE menargetkan produksi listrik dari pembangkit panas bumi sebesar 3.075 GWh,” ujar Sekretaris Perusahaan PGE Tafif Azimudin.

Menurut Tafif, saat ini PGE menjalankan delapan proyek panas bumi, baik lapangan uap maupun PLTP. Lima proyek pengembang energi geothermal berada di Kamojang, Karaha, Lahendong, Ulubelu, dan Lumut Balai.

Sementara itu untuk proyek lapangan uap (steam field), PGE sedang menggarap proyek Hululais dan Sungai Penuh. Serta empat proyek tahapan eksplorasi, yaitu Bukit Daun, Margabayur, Lawu dan Seulawah.

“Infrastruktur di Bukit Daun dengan membangun jalan masuk ke hutan lebih dari 20 kilometer sudah finalisasi, kini sudah mulai bor eksplorasi,” ungkapnya. (DR/ANT)