JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan segera mengumumkan hasil pemenang tender kilang Tuban. Rosneft, perusahaan minyak asal Rusia disebut-sebut sebagai kandidat kuat pemenang tender. Ini ditunjukkan dengan kunjungan Chief Executive Officer Rosneft langsung ke Indonesia dan bertemu dengan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Sudirman Said pada Rabu (27/4).
Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengungkapkan tender Tuban adalah tender terbuka, sehingga wajar jika ada yang ingin mempresentasikan kemampuannya secara langsung.
“Dari enam bidder yang ada, baru Rosneft yang paling serius dengan menyambangi langsung menteri,” ujar Wianda di Jakarta, Kamis (28/4).
Menurut Wianda, pemerintah yang diwaliki Menteri BUMN dan ESDM antusias dengan pemaparan Rosneft yang tidak hanya bisa mengembangkan kilang, tapi juga beberapa sektor strategis lain yang bisa menguntungkan kegiatan bisnis Pertamina.
“Pak Menteri ESDM tertarik sekali dengan kemampuan Rosneft mengembangkan SPR yang bisa kita pelajari. Sementara Bu Menteri mendorong agar Pertamina bisa berekspansi di luar negeri melalui lapangan milik Rosneft,” papar dia.
Menurut Wianda, kedatangan Rosneft tidak hanya sekadar menawarkan kerja sama pembangunan kilang, tapi juga bersedia berbagi pengalaman di berbagai sektor, seperti teknologi dan SDM.
“Ini yang jadi perhatian karena mereka tidak hanya ingin menambah portofolio pembangunan kilang, tapi berniat share teknologi dan pengembangan SDM kita di sektor pemeliharaan kilang,” tandas Wianda.
Igor Sechin, CEO Rosneft menyatakan antusiasme perusahannya untuk bisa membangun hubungan dengan Indonesia yang merupakan net importir terbesar di Asia.
“Kerja sama ini bisa dikembangkan untuk proyek-proyek bersama di bidang minyak mentah dan produk perlengkapan, logistik dan infrastruktur,” kata Sechin.
Proyek kilang Tuban akan dikembangkan melalui teknologi catalytic cracker bahan bakar minyak yang besar dan kompleks petrokimia. Kilang Tuban juga diharapkan mampu menampung VLCC Super Tanker dengan bobot mati hingga 300.000 ton.(RI)
Komentar Terbaru