JAKARTA – Langkah pemerintah yang baru akan memutuskan pengembangan Blok Masela pada 2018 dikhawatirkan berdampak pada kepercayaan investor, terlebih kondisi industri hulu migas saat ini sedang tidak kondusif. Presiden Joko Widodo nantinya akan memilih salah satu dari dua opsi pengembangan, yakni membangun kilang di darat (onshore) atau di tengah laut (offshore).
Amien Sunaryadi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), mengatakan tidak sedikit dana yang sudah dikeluarkan investor dalam melakukan pengkajian serta pengembangan Lapangan Abadi tersebut. “Tentu tidak sedikit yang dikeluarkan investor. Belum lagi dengan berbagai program CSR yang telah dilakukan” kata Amien di Jakarta, Rabu.
Inpex Corporation melalui Inpex Masela Ltd merupakan operator Blok Masela yang berlokasi di Laut Arafuru, Maluku dengan kepemilikan 65% saham. Sisanya, dikuasai Shell 35%. Kontrak kerja sama pengelolaan blok ini baru akan berakhir pada 2028 mendatang.
Inpex berencana menggunakan kilang LNG terapung. LNG yang diproduksi di kilang ini akan langsung dikirim ke pembeli dengan kapal tangki LNG. Untuk mendukung operasi kilang, Inpex berencana membangun basis logistik di Pulau Yamdena. Model pengembangan onshore mendapat dukungan dari SKK Migas maupun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Disisi lain, Kementerian Koordinator Maritim menilai skenario kilang LNG darat lebih menguntungkan karena biaya investasi dan biaya operasi yang lebih rendah daripada LNG Laut. Produksi gas yang dialirkan ke darat dapat diproses sebagai LNG dan sekaligus bahan baku untuk industri petrokimia. LNG dapat di supply ke pulau-pulau disekitar Maluku dan Nusa Tenggara Timur untuk pemenuhan kebutuhan energi dengan menggunakansmall carrier yang tidak dapat dilakukan jika Kilang LNG dibangun di laut.
Sementara itu, pengamat pertahanan dan kemaritiman, DR. Connie R. Bakrie secara terang-terangan mendukung Kementerian ESDM dan SKK Migas, untuk mengembangkan blok Masela melalui offshore. Connie menyatakan banyak aspek yang bisa dikaitkan dalam pengembangan Masela.
“Kebudayaan masyarakat asli akan terjaga, mendukung pengembangan industri maritim, dan tentu saja mendukung peningkatan pertahanan dan kedaulatan Indonesia karena wilayah Masela ini merupakan wilayah terluar negara kita,” tandas Connie.(RI)
Komentar Terbaru