JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, mencatat memiliki sumberdaya batu bara sebesar 8,27 miliar ton dan cadangan batu bara 3,33 miliar ton. Sumberdaya dan cadangan batu bara perseroan berasal dari lokasi tambang eksisting, tambang pengembangan dan tambang anak usaha.
“Dengan estimasi produksi saat ini sebesar 25 juta per tahun, kegiatan produksi dapat mencapai lebih dari 100 tahun lagi,” ungkap Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Rabu.
Menurut Joko, jumlah sumberdaya dan cadangan batu bara Bukit Asam diperoleh dari kegiatan evaluasi dan penghitungan ulang sebagian sumberdaya dan cadangan batu bara di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP). Penghitungan dilakukan menggunakan standar KCMI dan JORC yang dilakukan pihak ketiga. Namun penghitungan tidak dilakukan di wilayah IUP perseroan di Lahat, Sumatera Selatan yang masih dalam proses penyelesaian hukum melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Penghitungan ulang diyakini dapat meningkatkan meningkatkan target produksi batu bara perseroan dalam memenuhi permintaan pelanggan. “Sekaligus mendorong peningkatan kinerja operasional dan finansial sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RKAB dan rencana jangka panjang perseroan,” tandas Joko.
Bukit Asam pada tahun ini menargetkan volume penjualan batu bara sebesar 29, 17 juta ton, naik 52% dibanding realisasi 2015. Sebesar 15,17 juta ton akan ditujukan untuk pasar domestik dan 14 juta ton akan diarahkan ke pasar ekspor.Volume penjualan tahun ini akan ditopang dari produksi batu bara tambang milik perseroan sebesar 25,75 juta ton yang berasal dari Unit Pertambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan sebesar 24,7 juta ton, naik 34% dibanding realisasi produksi sepanjang 2015. Sisanya, berasal dari PT Internasional Prima Coal, Unit Pertambangan Ombilin dan Tambang Peranap, Indragiri Hulu, Riau.
Perseroan juga akan menggenjot pembelian batu bara dari pihak ketiga hingga 2,57 juta ton, naik 76% dibanding pembelian sepanjang 2015 yang dilakukan anak usahanya, PT Bukit Asam Prima.
Bukit Asam sepanjang tahun lalu mencatat volume penjualan 19,17 juta ton, naik 7% dibanding realisasi penjualan 2014 sebesar 17,96 juta ton. Sebesar 10,13 juta ton penjualan batu bara atau 53% ditujukan untuk pasar domestik dan sisanya 9,03 juta diserap pasar ekspor.Volume penjualan batu bara Bukit Asam berasal dari produksi Unit Pertambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan 18,53 juta ton, naik 20% dibanding produksi 2014 sebesar 15,5 juta ton.
Selain itu, produksi berasal anak usaha perseroan, PT Internasional Prima Coal, Kalimantan Timur sebesar 0,68 juta ton dan Unit Pertambangan Ombilin 0,02 juta ton. Perseroan juga mencatat pembelian batu bara dari pihak ketiga 1,46 juta ton melalui PT Bukit Asam Prima.Total produksi dan pembelian batu bara Bukit Asam sepanjang tahun lalu mencapai 20,7 juta ton, naik 24% dibanding 2014 sebesar 18,18 juta ton.(AT)
Komentar Terbaru