NEW YORK – Harga minyak dunia mulai bergerak naik ke level US$30 per barel menyusul keikutsertaan Iran dalam pembicaraan mengatasi anjloknya harga bersama produsen minyak lainnya, meski menolak berkomitmen terhadap pembatasan produksi.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada Rabu (Kamis pagi WIB) untuk pengiriman Maret, naik US$1,62 menjadi US$30,66 per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP. Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, naik US$2,32 menjadi US$34,50 per barel di perdagangan London.
Harga minyak naik setelah Menteri Perminyakan Iran bertemu dengan perwakilan produsen utama lainnya sehari setelah Arab Saudi, Rusia, Venezuela dan Qatar mengatakan kesiapan untuk menahan produksi, tetapi hanya jika produsen utama lain mengikutinya.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh menyambut langkah Saudi-Rusia, tapi mengindikasikan hal itu tidak cukup untuk menyelesaikan masalah anjloknya harga minyak. Iran juga menolak berkomiten untuk setiap pembatasan produksi.
“Ini adalah langkah pertama, tetapi kita membutuhkan yang lain-lainnya. Kami berharap untuk memulai kerja sama antara OPEC dan negara-negara non-OPEC. Kami mendukung setiap tindakan yang dapat menstabilkan pasar dan meningkatkan harga,” kata Zanganeh.
Tim Evans, analis Citi Futures Tim Evans memperingatkan reli harga minyak pada Rabu bisa berlangsung singkat. Apalagi tanpa komitmen dari Iran untuk menahan produksi pada tingkat saat ini.
“Ini benar-benar tidak ada perubahan dalam perkiraan produksi mendatang yang akan memberikan dukungan mendasar bagi harga,” kata Evans.
Hal berbeda diungkapkan John Kilduff dari Again Capital. Menurut Kilduff, pembicaraan yang melibatkan Iran bisa menjadi signifikan.”Pasar menghadiahi OPEC untuk datang bersama-sama di sini. Kenyataan mereka mampu menggelar pertemuan sederhana membuka jalan untuk kesepakatan yang berpotensi lebih baik di masa mendatang,” tandas Kilduff.(AT/ANT)
Komentar Terbaru