JAKARTA – PT Pertamina EP berhasil melakukan kegiatan pemboran sumur eksploitasi melebihi target yang sudah ditetapkan. Dari 37 sumur yang ditetapkan sepanjang 2015, perseroan berhasil melakukan kegiatan pemboran sebanyak 40 sumur atau setara 140%. Hal tersebut disampaikan Rony Gunawan, President Direktur PT Pertamina EP, saat bertemu media, di Jakarta, Kamis, (7/1).
Rony mengatakan meski kondisi industri migas global masih belum mengalamai perbaikan terutama harga minyak yang masih terus berada di bawah US$40 per barel, Pertamina EP tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan kegiatan produksi. “Komitmen kami adalah tidak boleh mengurangi produksi,” tegas Rony.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk terus mempertahankan produksi sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, di antaranya melalui kegiatan reaktifasi sumur, reparasi dan berbagai kegiatan lain yang tidak membutuhkan biaya dan investasi yang lebih besar. Sementara kegiatan-kegiatan yang membutuhkan investasi besar, sementara akan ditahan dulu, menunggu situasi global dan harga minyak membaik.
Kesuksesan kegiatan pemboran yang dilakukan Pertamina EP di 2015, lanjut Rony, terletak pada berbagai inovasi yang dilakukan oleh karyawan Pertamina EP di hampir semua lapangan. Di hampir semua lapangan, terbentuk Gugus Kendali Mutu (GKM) yang bertugas melakukan berbagai kegiatan inovasi.
Di beberapa lapangan yang selama ini tidak ekonomis jika dilakukan kegiatan pemboran dengan menggunakan teknologi drilling, dilakukan inovasi melalui mesin pompa, sehingga bisa menghasilkan minyak, meski jumlahnya 5-10 barel.
“Walaupun jumlahnya tidak besar, tetapi bisa menambah produksi kita, di lapangan yang selama ini tidak ekonomis, kalau dibor menggunakan mesin drilling. Sekaligus juga menunjukan bahwa dengan inovasi, kita bisa menghasilkan minyak yang selama ini hanya berada di perut bumi,” jelasnya.
Lebih jauh ia mengatakan, untuk terus mempertahankan produksi sesuai target, Pertamina EP sudah mempersiapkan strategi yang harus dilakukan pada 2016. Beberapa strategi yang dilakukan di antaranya, melakukan kegiatan reaktivasi dan reparasi sumur.
Nanang Abdul Manaf, Direktur Eksplorasi PT Pertamina EP, menambahkan kesuksesan kegiatan pemboran dan juga work over, tidak lepas dari inovasi dan efisiensi yang dilakukan oleh karyawan Pertamina EP. Ia mencontohkan, anggaran untuk kegiatan pemboran 10 sumur, ternyata bisa dimanfaatkan untuk menambah kegiatan pemboran.
Selain kegiatan pemboran, Pertamina EP juga sukses melakukan kegiatan work over bahkan melebihi target yang sudah ditetapkan. Dari rencana 13 sumur work over, terealisasi sebanyak 29 sumur. Dari 29 sumur work over tersebut, termasuk 7 kegiatan fracturing dan 1 POP.
Pertamina EP juga berencana akan menambah pemboran sumur sebanyak 12 sumur di 2016. Lapangan yang dipilih di lapangan-lapangan yang memiliki prospek dan potensi cukup besar. “Lokasi yang kita pilih untuk di 2016, tentu lapangan-lapangan yang memang masih memiliki potensi besar. Jawa Barat dan Sumatera Selatan, masih menjadi pilihan utama,” tegasnya.
Realisasi Produksi
Sementara terkait realisasi produksi di 2015, Rony Gunawan mengatakan produksi minyak dan gas Pertamina EP pada 2015 memang belum mencapai target yang ditetapkan dalam RKAP. Faktor harga minyak dunia yang masih melemah menjadi alasan utama, ditambah lagi, kondisi sumur minyak Pertamina yang mayoritas sudah berusia tua serta kondisi geografis Indonesia, dimana lapangan Pertamina EP tidak berada di satu lokasi, tetapi tersebar di 50 kabupaten dan 14 provinsi di Indonesia.
Pada 2015, produksi minyak Pertamina EP sebesar 100.555 atau 87% dari target 115.100 BOPD. Sementara produksi gas terealisasi sebesar 1.015 MMSCFD atau 97% dari target sebesar 1.052 MMSCFD. Sementara untuk 2016, target produksi minyak Pertamina EP sebesar 103.000 BOPD dan target produksi gas sebesar 1.064 MMSCFD.(AT)
Komentar Terbaru