JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melanjutkan program pembinaan usaha mikro kecil (UMK) secara terstruktur, berjengjang dan terintegrasi sesuai dengan kebutuhan mitra binaan melalui UMK Academy 2022. Program pembinaan didasarkan pada empat kelas pengembangan yakni Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global dengan mengintegrasikan prinsip Go Green dalam tiap program sehingga proses produksi dapat berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pembinaan UMK untuk Go Global merupakan salah satu program pembinaan tertinggi agar pengusaha kecil semakin naik kelas. Sebanyak 455 UMK binaan Pertamina telah sukses Go Global memasuki pasar internasional di berbagai negara melalui berbagai ajang pameran internasional. Produknya seperti fesyen, kuliner, sampai kerajinan tangan multifungsi.
“Pertamina akan terus meningkatkan partisipasi para mitra binaannya untuk bisa mengikuti pameran yang diselenggarakan baik di dalam maupun luar negeri sehingga produk produk lokal mendapatkan tempat di pasar global serta ada multiflier effect terhadap perekonomian UMK dan juga nasional,” tutur Fajriyah Usman, VP CSR & SMEPP Pertamina, di Jakarta.
Pertamina UMK Academy telah dimulai pada minggu kedua Agustus 2022. Para peserta ditargetkan akan menuntaskan pelatihan pada Desember 2022. Peserta kelas Go Modern akan mendapatkan pelatihan yang terkait dengan penggunaan alat produksi, kemasan, branding dan standarisasi produk, serta pelatihan akuntansi sederhana dan perpanjakan. Sementara kelas Go Digital akan dilatih menguasai dasar-dasar digital, Apps/integrated cash solution, dan pelatihan sosmed dasar.
UMK kelas Go Online dipastikan mendapatkan pelatihan sosmed Ads, penjualan melalui lokapasar (marketplace), pelatihan pembuatan website, blog dan vlog. Kelas tertinggi yakni Go Global diperkenalkan pada fast track pengenalan ekspor UKM, menghitung biaya ekspor, serta mencari potential buyer dan bernegosiasi.
“Bagi saya UMK Academy merupakan media untuk menjaring, mengedukasi dan mengangkat kualitas UMK agar berdaya saing di era digital saat ini. Ilmu yang dipaparkan oleh mentor yang expert di bidangnya dan merupakan seorang akademisi serta pelaku usaha khususnya di bidang ekspor,” tutur Agung Setiawan, pemilik Woodeco Indonesia, yang mengikuti kelas Go Global.
Woodeco indonesia bergerak dibidang penyedia barang atau perabotan yang berasal dari beberapa jenis kayu. Perusahaan yang berdiri pada 2017 di Bantul tersebut sudah memiiki sertifikasi SVLK dan MSDS. Agung menjadi mitra binaan Pertamina sejak 2019. Dia menerima bantuan pinjaman modal sebesar Rp90 juta. Baru-baru ini, dia mengekspor satu kontainer berisi sekitar 580 buah panel kayu (wood panel) ke Spanyol dan Belanda.
Para peserta UMK Academy mengungkapkan selama pelatihan mendapatkan ilmu yang relevan dengan usahanya dari para mentor. Apalagi, dalam kegiatan tersebut dilakukan coaching one by one sehingga pengetahuan yang didapatkan lebih maksimal. “Kegiatan yang paling saya suka ketika coaching one by one karena lebih nendang ilmu yang didapatkannya. Insight dari mentor juga relevan dengan usaha kami. Intinya luar biasa dan powerfull,” kata Sahono, pemilik Jeggboy, yang berada di kelas Go Digital pada pelatihan tersebut.
Manfaat lain yang dirasakan peserta UKM Academy adalah adanya peningkatan pengetahuan dalam meningkatkan usaha terutama yang terkait dengan perizinan, pemasaran dan pengelolaan keuangan yang lebih praktis. Peserta juga mendapatkan relasi baru dari seluruh Indonesia sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pasarnya apalagi ditopang dengan pemasaran lewat lokapasar.
“Kami sangat senang mengikuti program UMK Academy karena mendapatkan pengalaman baru, ilmu yang bermanfaat terlebih di sisi pengelolaan keuangan dan relasi baru sesama UMKM dari seluruh Indonesia. Berharap dengan adanya UMKM Academy ini ilmu semakin bertambah dan dapat diterapkan pada usaha kami agar bisa menaikkan penjualan,” tutur. Susilaningsih, pensiunan PNS pemilik usaha Sambal Dede Satoe (DD1), yang mengikuti kelas kelas Go Modern.
Ira Mirawati, pengamat digital dari Fikom Unpad, mengatakan upaya-upaya pemerintah dan BUMN untuk memperluas pemasaran UMK melalui lokapasar adalah langkah yang harus diapresiasi karena menyediakan saluran bagi pengusaha kecil untuk memasarkan produknya. “Lokapasar juga menjadi saluran bagi konsumen untuk menemukan secara spesifik produk UMK. Mengenai efektif atau tidaknya, ada banyak faktor yang turut mempengaruhi, mulai dari desain dan cara kerja marketplace itu sendiri (fitur-fiturnya), keamanan transaksi, pengelolaan, promosi, kompetisi dengan marketplace lain, dan lain-lain,“ katanya.
Dia menuturkan apabila BUMN seperti Pertamina mau mendorong mitra binaannya berjualan di lokapasar, UMK harus merasakan adanya kemudahan dalam pemanfaatan pasar digital tersebut. Pertamina juga harus mensosialisasikan atau mempromosikan marketplace yang tepat agar dilirik oleh UMK maupun konsumen. (RI)
[…] Sumber Artikel […]