JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan memberikan Penghargaan PROPER 2019 di Gedung 2 Istana Wakil Presiden di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (8/1) pagi. Wakil Presiden Prof Dr KH Ma’ruf Amin dijadwalkan memberikan penghargaan kepada penerima PROPER Emas dan Menteri KLHK Siti Nurbaya menyampaikan penghargaan bagi penerima PROPER Hijau.
Sebanyak 26 perusahaan disebut-sebut mendapatkan Penghargaan PROPER Emas tahun 2019. Itu berarti, tahun lalu terdapat penambahan tujuh perusahaan yang menerima PROPER Emas ketimbang 2018 yang tercatat 19 perusahaan. Biasanya, pemberian Penghargaan PROPER disampaikan pada pekan pertama atau kedua Desember setiap tahunnya, tapi pada 2019 dimundurkan jadwalnya ke pekan pertama Januari 2020.
PT Indonesia Power Unit Pembangkit Bali, Unit Pesanggaran di Kota Denpasar, menempati peringkat pertama Penghargaan PROPER 2019 dengan nilai tertinggi. Posisi kedua ditempati PT Pertamin(Persero) Refinery Unit II Kilang Sei Pakning di Kabupaten Bengkalis, Riau. Sedangkan di posisi ketiga dengan raihan nilai tertinggi adalah PT Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur.
Sumber Dunia-Energi menyebutkan, dari 26 perusahaan tersebut perusahaan dalam Kelompok PT Pertamina (Persero) menyabet Penghargaan PROPER Emas paling banyak, yaitu 13. Itu berarti, Grup Pertamina mengulang raihan prestasi pada 2018. Ke-13 perusahaan anak usaha Pertamina yang meraih PROPER Emas 2019 adalah RU II Kilang Sei Pakning, Badak NGL, PT Pertamina (Persero) Refinery VI Balongan di Indramayu, PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field, PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, PT Pertamina Hulu Energi Jambi Merang, dan PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang di Kabupaten Bandung.
Selain itu, PT Pertamina EP Asset 1 Jambi Field, PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV TBBM Rewulu Kabupaten Bantul serta PT Pertamina Gas Area Jawa Bagian Timur Kabupaten Sidoarjo dan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region III-TBBM Bandung Group.
Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan Pertamina sangat bangga dengan raihan penghargaan PROPER karena fokus Pertamina sudah ke level beyond compliance, yaitu PROPER Hijau dan Emas yang implementasinya jauh di atas batasan taat peraturan perundangan lingkungan. Jumlah PROPER Emas yang didapat Pertamina pada 2019 disesuaikan dengan mekanisme distribusi normal penilaian PROPER, yaitu 25% Biru, 50% Hijau, dan 25% Emas.
“Namun yang perlu dicatat bahwa jumlah perolehan beyond compliance PROPER (Hijau dan Emas) untuk Pertamina Grup Group terus meningkat dari tahun ke tahun ( 4 tahun terakhir dengan jumlah 78, 82, 83 dan naik di tahun 2019 menjadi 89), yang menandakan bahwa pengelolaan Pertamina untuk aspek lingkungan hidup terus memberikan kualitas yang semakin baik,” ujar Fajriyah kepada Dunia-Energi, Selasa (7/1).
Menurut Fajriyah, program CSR Pertamina selalu disusun dengan konsep berkelanjutan, sehingga dipastikan memberikan nilai tambah dan mendukung pertumbuhan perusahaan dan juga pembangunan masyarakat dan lingkungan, secara berkesinambungan.
Khusus terkait lingkungan hidup, lanjut Fajriyah, bagi Pertamina ini sangat signifikan dan menjadi prioritas. “Kami menyadari sepenuhnya bahwa sebagai perusahaan yang mengelola hasil alam, Pertamina juga mempunyai kewajiban untuk memberikan kembali dan juga menjaga alam,” katanya.
Risna Resnawaty, pakar CSR dari Universitas Padjadjaran, Bandung mengatakan, kriteria penilaian PROPER dari tahun ke tahun dipengaruhi oleh tren bisnis secara global, termasuk di dalamnya pelaksanaan CSR. Tahun 2019 tren pelaksanaan CSR memiliki fokus pada pencapaian target SDGs, pengentasan kemiskinan, isu lingkungan, dan food security.
“Tampaknya perusahaan yang dapat menjawab isu tersebut yang dinilai unggul sehingga poin mereka besar karena relevan dengan tantangan secara global,” ujar Risna saat dihubungi Dunia-Energi dari Jakarta, Selasa malam.
Terkait Pertamina yang mendominasi raihan PROPER Emas 2019, Risna menilai secara kuantitas Pertamina mungkin tidak ada peningkatan. Namun munculnya perusahaan baru yang berhasil mendapatkan PROPER Emas menunjukkan eksistensi Pertamina untuk berkontribusi bagi negeri semakin meluas, sumber daya CSR pada seluruh Pertamina dan anak perusahaan semakin merata.
Risna Resnawaty, Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad. (foto: dudi rahman/dunia-energi)
Sektor hulu Pertamina memang memberi kontribusi enam PROPER Emas, turun dibandingkan 2018 yang mencapai tujuh PROPER Emas. Menurut Risna, sektor hulu merupakan ujung tombak dari bisnis migas, selain terkait dengan pencapaian target produksi juga langsung berhadapan dengan kepentingan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholder).
“Para pejuang hulu migas ini memiliki tantangan yang lebih berat dibandingkan yang di hilir. Biasanya perusahaan yang bergerak di hulu ini menggarap CSR nya secara super serius, sebab terkait dengan kelancaran operasi. Tampaknya hal ini terinternalisasi dalam kebijakan manajemen hingga sekarang,” ujar Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad ini.
Terkait masih adanya perusahaan yang belum mendapatkan PROPER Emas atau yang 2018 meraih Emas namun pada 2019 gagal meraih Emas, Risna mewanti-wanti bahwa 2020 tantangan sangat berat. Tantangan CSR global akan berkisar pada isu environment dan dissaster management, industri 4.0 yang memberikan tantangan teknologi akan memunculkan isu-isu skill versus unemployment yang juga harus disikapi oleh para pelaku CSR di Indonesia. “Perusahaan yang berhasil menjawab tantangan ini melalui CSR-nya, akan tampil sebagai juaranya,” katanya. (DR/RI).
Perusahaan Penerima PROPER Emas 2019
1. PT Indonesia Power UP Pesangraan, Denpasar, Bali
2. PT Pertamina (Persero) RU II Sei Pakkning, Bengkalis
3. PT Badak NGL, Kota Bontang, Kaltim
4. Star Energy Geothernal Salak, Sukabumi, Jabar
5. PT Pertamna (Persero) RU VI Balongan, Indramayu, Jabar
6. PT Pupuk Kalimantan Timur, Kota Bontang, Kaltim
7 PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B, Jepara, Jateng
8. PT PJB Unit Pembangkitan Gresik, Jawa Timur
9. PT Indonesia Power UPJ Kamojang Unit PLTP Kamojang Drajat, Bandung
10.PT PJB Unit Pembangkitan PLTU Paiton, Probolinggo, Jatim
11. PT Pertamina EP Asset 3-Subang Field, Jabar
12. PT Pertamina (Persero) RU IV-Cilacap, Jateng
13. PT PHE Jambi Merang, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
14. PT Adaro Indonesia, Tabalong-Balangan-Barito Selatan, dan Barito Timur, Kalsel
15. PT PGE Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Jabar
16. PT Pertami EP Asset 1-Jambi Field, Jambi
17. Star Energy Geothermal Wayang Windu, Bandung, Jabar
18. PT Pertamina EP Asset 1-Rantau Field, Kabupaten Aceh Tamiang, NAD
19. PT Pertamina EP Asset 3-Tambun Field, Bekasi-Karawang, Jabar
20. PT Kideco Jaya Agung, Kabupaten Passer, Kaltim
21. PT Pertamina (Persero) MOR IV-TBBM Rewulu, Bantul, DI Yogyakarta
22. PT Pertamina Gas Area Jawa Bagian Timur, Sidoarjo
23. PT Bukit Asam (Persero) Unit Penambangan Tanjung Enim, Muara Enim, Sumsel
24. PT Pertamina (Persero)-MOR II Unit TBBM Bandung Group, Bandung-Bandung Barat, Jabar
25. PT Tirta Investama Mambal Kabupaten Badung, Bali
26. PT Tirta Investama Pabrik Klaten, Jawa Tengah
Komentar Terbaru