JAKARTA – PT Thorcon Power Indonesia, perusahaan energi nuklir asal Amerika Serikat, menargetkan izin operasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) akan didapatkan pada tahun 2029. Selanjutnya, di tahun 2030 PLTN Thorcon Power berkapasitas 500 Megawatt (MW) dapat beroperasi komersial.
Chief Operating Officer Thorcon Power Indonesia Bob S Effendi mengatakan prosesi cutting steel pertama rencananya dilakukan pada November 2024.
“Tentunya ini masih dalam evaluasi semua jadwal ini dengan Bapeten. Kita akan mulai cutting steel, kita akan mengundang Presiden Republik Indonesia yang baru itu di bulan November 2024 tentunya bilamana semuanya lancar,” katanya di Hotel Mercure BSD Tangerang, Rabu (25/10/2023).
Bob mengungkapkan pada tahun 2025, proses konstruksi bakal dimulai di Pulau Kelasan, Kepulauan Bangka Belitung. Tentunya, kata dia, jika telah memperoleh izin tapak dari Bapeten.
“Kalau kita targetkan 2027, itu barangnya, PLTN-nya sudah sampai Pulau Gelasa,” ujarnya
Bob menyebutkan proyek pembangkit listrik nuklir ini menelan investasi US$ 900 juta atau sekitar Rp 13 triliun. Nilai tersebut turun dari rencana semula sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 triliun.
“Dari mana dananya tentunya dari konsorsium swasta yang sekarang kita lagi bernegosiasi juga. Sudah banyak peminatnya tentunya saya tidak bisa disclose satu-persatu,” ujarnya.
Thorcon Power Indonesia akan mengembangkan PLTN yang dibangun dengan menggunakan model desain struktur Kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax ini rencananya akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor 2 terbesar di Dunia. PLTN pertama di targetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10%.
Thorcon Power juga siap untuk membangun pabrik PLTN di Indonesia yang akan menjadikan Indonesia sebagai negara terdepan dalam teknologi nuklir maju. Thorcon berencana membangun pabrik bahan bakar nuklir di Indonesia, yang akan menjadi supply chain dari industri nuklir.
Saat ini Thorcon telah mengoperasikan laboratorium bahan bakar molten fuel salt di Institut Teknologi Bandung (ITB), untuk penelitian dan pengembangan teknologi nuklir thorium molten salt reactor. Thorcon Power dan ITB sepakat untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi Molten Salt Reactor; mendukung penelitian, pengembangan dan inovasi untuk pembuatan dan uji bahan bakar Molten Salt Reactor; mendukung dalam partisipasi desain Thorium Molten Salt Reactor (TMSR); mendukung pengembangan peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia dalam penguasaan teknologi TMSR; serta kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam mendukung program Thorcon ke depannya.(RA)
Komentar Terbaru