JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), anggota holding BUMN tambang, membukukan pendapatan Rp25,22 triliun sepanjang 2018, naik 99% dibanding raihan 2017 sebesar Rp12,65 triliun. Kenaikan pendapatan Aneka Tambang atau Antam ditopang pendapatan dari penjualan emas yang mencapai Rp16,69 triliun atau 66% dari total pendapatan 2018.
Manajemen Antam dalam laporannya, Kamis (31/1), menyebutkan volume penjualan emas sepanjang 2018 tercatat sebagai raihan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Volume penjualan emas tercatat 896.812 ounce, melonjak 111% dibanding 2017 sebesar 424.454 ounce. Dari total volume penjualan emas 2018, 62.919 ounce diantaranya berasal dari produksi tambang Pongkor dan Cibaliung yang dioperasikan Antam. Sisanya, berasal dari pembelian kepada pihak ketiga.
Selain emas, kontribusi pendapatan Antam lainnya berasal dari penjualan feronikel yang pada 2018 mencapai Rp4,74 triliun, naik 47% dibanding raihan 2017 sebesar Rp3,22 triliun. Feronikel tercatat memberikan kontribusi 18% terhadap pendapatan Antam tahun lalu. Peningkatan pendapatan berasal dari peningkatan volume penjualan sebesar 10% menjadi 24.135 ton nikel dalam feronikel (TNi) dibanding 2017 sebesar 21.878 TNi.
Peningkatan volume penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel Antam di Pomalaa yang memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27 ribu TNi per tahun.
Lonjakan pendapatan Antam pada tahun lalu juga ditopang peningkatan pendapatan dari penjualan bijih nikel. Pada 2018, Antam menjual 6,33 juta wet metrik ton (wmt), naik 115% dibanding 2017 sebesar 2,93 juta wmt. Seiring kenaikan volume penjualan, pendapatan Antam dari penjualan bijih nikel naik 117% menjadi Rp2,98 triliun pada tahun lalu dibanding 2017 sebesar Rp1,36 triliun.
Antam juga meraih pendapatan Rp459 miliar dari hasil penjualan bijih bauksit 920 ribu wmt, naik 9% dibanding 2017 yang mencapai 838 ribu wmt.(AT)
Komentar Terbaru