JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok target penggunaan co-firing biomassa sebagai subtitusi batu bara pada pembangkit listrik bisa mencapai maksimal 3% hingga 2025 pada bauran energi nasional.
Andriah Feby Misna, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengatakan pemerintah masih mengupayakan terobosan dalam pemanfaatan biomassa untuk mengurangi penggunaan batu bara.
“Kami mendorong co-firing biomass pada pembangkit listrik tenaga batu bara dengan harapan bisa memenuhi target tambahan bauran energi sebesar 1-3% pada tahun 2025,” kata Feby, Senin (21/9).
Dalam skema co-firing ini, lanjut Feby, pengembangan biomassa yang akan dioptimalkan potensi pemanfaatanya adalah pelet biomassa yang bersumber dari segala jenis sampah organik dengan harapan akan meningkatkan kemandirian energi nasional. Serta mengoptimalkan potensi pembangkit listrik tenaga biomassa yang sampai saat ini baru mencapai kurang dari 1,9 GW dari total potensi sekitar 32 GW.
“Sekitar 114 PLTU sudah melakukan co-firing test dengan menggunakan biomass pellet serta RDF hingga 10%, bergantung pada teknologi boiler. Kami berharap pada tahun 2021 kami dapat mulai menerapkan co-firing di PLTU batu bara secara berkelanjutan,” kata Feby.
PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN (Perseo) jadi salah satu perusahaan yang cukup gencar mendorong penggunaan co-firing
Indonesia Power sudah melakukan uji coba co-firing dengan pellet biomass. Baru-baru ini uji coba kedua telah dilakukan di PLTU Jeranjang, PLTU Banten 3 Lontar dan akan dilanjutkan di lima PLTU lainnya secara berturut yaitu, PLTU Suralaya, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Adipala, PLTU Suralaya 8, dan PLTU Labuan.
Co-Firing adalah metode substitusi sebagian batubara dengan bahan bakar yang berasal dari renewable energy pada rasio tertentu dengan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan. Adapun bahan bakar substitusi yang digunakan adalah pellet SRF (Solid Recovered Fuel) atau RDF (Refused Derived Fuel).
Kedua jenis pellet tersebut dihasilkan dari pengolahan limbah domestik maupun limbah komersial yang keduanya bisa digunakan untuk co-firing pada PLTU tipe stoker, Circulating Fluidizing Bed (CFB), maupun pulverized coal (PC) boiler. Selain itu, pellet dapat pula digunakan untuk gasifier.(RI)
Komentar Terbaru