JAKARTA – Stok dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sejauh ini masih masih aman. Pemerintah menyatakan setidaknya 17 Stasiun Pengisian BBM Umum (SPBU) dan 12 Agen LPG PSO (subsidi) di Kabupaten Lumajang hingga saat ini masih beroperasi.
Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, menyatakan bahwa telah menerima laporan dari PT Pertamina bahwa stok dan distribusi BBM dan LPG di Kabupaten Lumajang terpantau aman. 17 SPBU dan 12 Agen LPG PSO masih beroperasi.
“Begitu pun dengan SPBU di Kecamatan Pronojiwo dan Pertashop di desa terdekat wilayah terdampak, yakni di Desa Sumberurip, Sumberwuluh, Penanggal, dan Kloposawit masih beroperasi, hanya saja suplainya dialihkan dari Fuel Terminal Malang ke Integrated Terminal Surabaya,” kata Agung, Minggu (5/12).
Deden Mochamad Idhani, Area Manager Communication, Relations & CSR Patra Niaga Jatimbalinus, menyampaikan bahwa di wilayah terdampak terdapat lembaga penyalur terdekat yaitu SPBU 54.673.10 yang berada di Kec. Pronojiwo atau 14 kilometer dari Puncak Semeru. “Namun, karena jembatan Gladak Perak terputus maka SPBU tersebut akan dialihkan suplainya melalui Integrated Terminal Surabaya dari sebelumnya melalui Fuel Terminal Malang,” jelas Deden.
Untuk penyaluran LPG di Kec. Pronojiwo dan Tempursari saat ini stok terpantau aman namun juga akan ada pengalihan suplai dari SPPBE dari sebelumnya di wilayah Kabupaten Lumajang ke SPPBE di Kabupaten Malang dengan rata-rata penyaluran 40.000 tabung per bulan,” ujar Deden.
Pertamina Patra Niaga juga terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait seperti BPBD dan Kepolisian untuk kelancaran operasi di lapangan serta bantuan lainnya.
“Kami akan terus mengevaluasi dan memberikan kabar terbaru terkait operasional di lapangan. Masyarakat tidak perlu panik karena kami berkomitmen untuk mendistribusikan energi hingga ke seluruh wilayah,” kata Deden.
Saat ini Gunungapi Semeru berada dalam status level II (Waspada). Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak G. Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor selatantenggara, serta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak G. Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sarat. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya. (RI)
Komentar Terbaru